Tulisan ini bukan untuk melarang teman-teman menjadi TKI. Bukan. Silahkan kerja di Rantau. Jemput rizki-Nya. Segerelah pulang kembali.
Kamu serius mau pulang selamanya? Kamu kok ngbreak, sayang lho beberapa bulan lagi finish? Mumpung belum nikah, puas-puasin aja dulu di sini, baru pulang...
Pertanyaan dan pernyataan di atas aku tepiskan dengan niat. Ya saat mau pulang kampung kita kudu punya niat, bukan sekedar niat, niat itu kudu kuat, kalau diibaratkan dengan dinding, ga akan lecet karena digedor palu.
Kapan kita bisa pulang? Ketika tujuan kita di Negeri rantau terpenuhi dan sudah punya bekal. Bingung ya? Nih contohnya, dulu pas berangkat si Inem (contoh lho ya) bertujuan untuk membangun rumah.
Setelah bisa membangun rumah, sudah saatnya Inem pulang.
Bekalnya apa? Tabungan....
Minggu, 28 Oktober 2018
Jumat, 19 Oktober 2018
Kepada Gerimis
Kepada gerimis kuberkisah,
“Ranting tubuhku terpelanting ke sana ke sini
ditampar angin berkali-kali.
Helaian jasadku terkulai
terurai.”
Kepada gerimis kumengadu,
“Seonggok ragaku bergeming
kaku
terguyur tetesanmu
kuyup.”
Lalu, waktu melesat jauh
Kepada gerimis kumengukir mimpi, “Layaknya kamu, aku pun siap jatuh terus menerus walaupun pelan, akan ada saatnya datang hujan besar, amukan badai. Namun, akan pergi secepat ia datang."
Kepada gerimis kuberjanji, "Layaknya kamu, aku pun harus siap dicekam hawa dingin. Kelak akan tiba saatnya datang segerombolan putihnya awan, bentangan birunya langit, dan jingga matahari menyelimuti.”
Kepada gerimis kuiramakan lagu, “Setelah kepergianmu akan ada ranumnya kembang warna-warni, hijaunya pepohonan dengan batang yang kokoh.”
“Pun...
THEME BY RUMAH ES