Sabtu, 27 Agustus 2016

Si Kembar

Lagi lagi cerita keluarga sangat menghibur saya selama di tanah rantau. Kali ini saya mau cerita si kembar, adik bungsuku. Namanya Nova dan Novi, bisa di tebak lahirnya bulan November. Hehehe
Waktu itu saya masih di Cirebon, jadi ga tahu pas mereka nongol di dunia :D

"Mimi tuh aneh sama mereka," Si mimi mengawali ceritanya waktu itu -Ramadhan- lewat Hape. "Masa seumuran mereka, puasa selalu full sehari. Di suruh batalin gak mau, walaupun hanya minum setenggak. Terkadang kasian, liat mereka loyo puasa. " Saya pun di buat aneh sama cerita mimi. Dulupun saya kecil, seumuran mereka gak kuat puasa full. "Tiap selesai sahur, Novi gak mau tidur. Katanya, hawatir nanti shubuhnya ketinggalan, gak jamaah di mushola. Pernah ketiduran, tapi pas denger suara adzan, dia langsung bangun. Lari ke kamar mandi ambil air wudhu, terus ke Mushola," kisahnya. Oh iya Nova Novi beda tempat tinggal. Si Nova tinggal di rumah saudara, sebelah kiri rumah. Sedangkan Novi tinggal sama Mimi.

Mereka rajin jamaah, bukan hanya waktu shubuh, empat waktu lainnya juga (Semoga bisa istiqomah. Aamiin)

Pernah suatu hari, Mimi di tanya sama tetangga, apa resep dulu pas hamil sampe punya anak rajin banget. "Ga ada resep apa-apa," Mimi menjawab. Tapi Mimi pernah berkisah -lewat hape- katanya, selama hamil si Kembar, Mimi selalu nangis ketika tahajud karena ga kuat menghadapi ujian hidup. Mimi memikirkan dia, Suaminya.

Hm ini point penting buat saya pribadi. Rajin-rajin lah bersua denganNya kapan pun, apalagi pas keadaan mengandung.
Terima Kasih ceritanya, Mi...
Terima Kasih, I Love U So Much.

Jumat, 26 Agustus 2016

Lelakiku menghilang

Air mata langit berjatuhan lebat, menutupi jendela bagian luar tempatku. Nenek yang duduk sebelahku menyembunyikan kedua tanganya di switer. Suasana malam berkabung karena gemuruh langit. "Ini minumnya, katanya mau minum obat," aku menyodorkan botol kecil ke arah wanita Cina 80an ini. ''Iya, terima kasih. Nanti ingetin saya ya, kalau nyampe rumah untuk netes obat mata." "Iya," Jawabku.

Pikiranku bershoping ria. Berhenti di obrolan siang dengan saudaraku. Aku biasa memanggilnya Kakang, anak dari kakak nya mimi. "Mama nikah lagi. Istrinya punya anak satu." Sms yang menampar hati dan mataku. Tak terasa pipi basah, mulut mewek. "Tau kabar dari mana, Kang?" "Banyak orang yang liat dia bonceng motor sama wanita lain," sms balasanya cepat kilat. Aku melepas hape, membiarkan tergeletak di meja dapur.

Pupus sudah keinginanku setelah kepulanganku ngumpul bersama keluarga. Dia lebih memilih keluarga lain. Terkadang kenyataan tidak
selalu apa yang di harapkan, tapi ini semua rencanaNya. Aku harus menghadapi semuanya.

"Kaka, nyampe terminal mana?" "Ehh... Masih dua terminal lagi nek," Jawabku gelagapan, terbangun dari lamunan. Aku bergegas beresi barang bawaan. Ku raih Payung yang sedikit basah terpojok di sudut jok.

6 menit kemudian..
Mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah terminal. Menyusul antrian beberapa penumpang yang ingin turun. Aku menuntun nenek turun, pulang ke rumah tempat mengais rizkiku. "Aku berjanji akan menyayangi orang terdekat saat ini, entah itu sahabat dan termasuk kamu, Nek. Sebelum orang itu meninggalkan. Seperti dia meninggalkan aku, anaknya.

* 26082016

Kamis, 18 Agustus 2016

Sahabat

Sahabat itu Saudara.
Ketika dia mengalami masalah keluarga, bersiaplah mendengar curhatannya. Kasih saran, solusi atau penenang. Dia ga mungkin menunjukan kelelahannya pada keluarga. Dia ga mungkin ngrengek pada orangtuanya. Dia menunjukan kewibawaan seorang kaka atau Dia menunjukan ketegaran seorang adek, berusaha tidak cengeng.
Ketika dia penat menghadapi kesulitan hidup, beri tempat khusus untuk dia, menjauh sejenak dari kepenatan hidup. Dan jangan lupa, ingatkan dia selalu berdoa kepadaNya.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Sahabat

Apa sih sahabat? Saya peribadi berat jawabnya. Susah ngartiin. Sulit maknain. Sukar nraslitin. Hehe

Sebuah hubungan sahabat bisa juga di sebut persaudaraan. Kenapa? Ketika kita jauh dari keluarga, sahabat lah yang selalu tau keadaan, rasa kita saat itu. Apalagi kita hidup di perantauan, katakanlah Hongkong, tempat kita mengais Rizki.

Dalam hati yang paling dalam, rasanya berat di anggap sahabat kalau belum mensukseskan mereka. Masa? Itu menurut pandangan saya. Hehe. Dari kisah-kisah pengusaha sukses, sebutlah Kek Jamil Az Zaini, Mas Ipho Santosa, dll mereka sering bilang bahwa arti kesuksesan kita itu di lihat dari kesuksesan teman, kawan, sahabat terdekat kita. Nah kan....

Tapi...
Sukses di sini ga mesti menjadikan mereka pengusaha. Kita ini wanita, muslimah yang harus bisa menomorsatukan keluarga. Ngurus suami dan anak, itu lah kewajiban kita.

Rabu, 10 Agustus 2016

Alfar

Nama Alfar aku temukan di sebuah novel yang kau pinjam. Sosok yang baik, santun kepada wanita. Ya, itu dulu. Sakarang? Aku tidak tahu, aku tidak bersamamu lagi.

Bagaimana aku harus membalas kebaikanmu? Bagaimana aku harus mengucapkan terima kasih kepadamu? Ah, anggap saja itu tugasmu sebagai makhlukNya, untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Point penting, aku harus menjaga silaturrahim ini.

Akan aku ceritakan sedikit kebaikanmu. Supaya kita sama-sama belajar dari apa yang di lakukan dulu. Kau ini pemuda yang tanggung jawab, dulu. Ya dulu, ketika kita bersama. Setiap kau main ke rumah, mengajakku keluar untuk makan, kau selalu ijin sama mimi. " Aja bengi-bengi ya nang balike," Pesan mimi kepadamu, ketika jabat salam, pamit. Lalu kau membawaku pergi.

Di perjalanan, menikmati kuasaNya dalam remangya jalan, kau tetap bersikap santun. Selayaknya tadi di depan mimi. Tidak ada sikapmu yang nakal, yang seenak sendiri, dan sikap buruk lainnya. Tidakku temukan dalam dirimu, Alfar! Aku merasa di hormati, di sayang olehmu   (Terima Kasih).

Sesampai di tempat makan. Kita ngobrol, saling minta pendapat, apapun yang kau rasa pasti selalu ku tumpahkan kepadaku. Termasuk soal keluarga. Tidak terasa, makanan kita habis. Terkadang aku ketawa menanggap ceritamu. Terkadang aku sedih terbawa ceritamu. Seperti biasa, kau selalu santun. Kau juga yang selalu membayar tiap kita makan bareng.

Selesai makan, kau buru-buru mengajakku pulang. "Ayo buru balik, ngko kita di tegur mimi," Ajakmu. Kau sudah siap di motor, memakai helm. Sedangkan aku, di belakang, baru saja naik ke jok motormu.

Nyampe di rumah, Kau menurunkanku, lantas melanjutkan perjalananmu, pulang. Tidak ada kata perpisahan selain mengucapkan salam. Aku bergegas masuk, di kegelapan dan kesunyian rumah. Tapi tidak dengan hatiku, rameh dengan rasa yang tertuju kepada MakhlukNya. Karena sudah menjaga diri ini dari kema'siyatan. Alhamdulilaah....

Sekarang, kau sudah menemukan wanita halalmu. Aku yakin, Kau akan menjaganya dengan baik.
Semoga keberkahan selalu mengiringi setiap langkahmu, Mas Alfar...

Jadilah wanita yang baik
Kelak, kau akan menemukan laki-laki yang baik
Yang memperlakukan dengan baik pula
*

Ket:
^Aja bengi-bengi ya nang, balike: Jangan pulang terlalu malam ya
^Ayo buru balik, ngko kita d tegur mimi: Ayo balik, nanti saya di tegur ibu.

☆DzulQo'dah 1437 H, di kala rintik rahmatNya menyiram bumi Hongkong.

Kamis, 04 Agustus 2016

Patah Hati

     Gimana perasaan kita ketika putus dengan pacar? Hehe udah udah gak usah di jelasin panjang lebar. Saya tahu, mblo! Selamat ya, antum berhasil melewati jembatan 'patah hati'. Masih kuat menjalani sisa usia kan? Jangan gara gara patah hati, patah juga semangat hidup kita. Ambil pelajaran hidup selama kita bersamanya, jadikan nasehat untuk kehidupan kita kelak. Ucapkan terima kasih padanya. Terima Kasih kenangannya, mantan hehe.

   Patah hati itu nasehat. Ada sebagian orang yang ga nyadar, bahwa pacaran itu tidak di halalkan dalam islam. Ada lagi yang parah, mereka ini paham bahwa pacaran itu gak halal, eh malah nglekauin. Ya, walaupun pacarannya lewat hp. Hoho. Alhamdulilaah sekarang udah khilaf kan? Ga lagi pacaran kan?

  Patah hati itu teguran. Coba inget inget, berapa kali sehari kita laporan, ngobrol sama mantan? Pasti berkali-kali, tiap saat pasti saling kirim kabar. Bandingkan dengan laporan dan ngobrol kita dengan Allah? Ngenes ya, Astaghfirullah ( Semoga Allah mengampuni kita ya, mblo. Aamiin ). Bisa jadi Allah cemburu sama kita, karena jarang bersua denganNya. Bisa jadi Allah cemburu karena pas selesai sholat, tangan kita langsung nyelonong ambil Hp, Bukannya ambil tasbih, dzikiran. Bisa jadi Allah cemburu sama kita, karena sebelum tidur kita asyik ngobrol dengan mantan, bukannya ambil wudhu dan berdoa memohon penjagaan selama tidur.
Astaghfirullah 'adziim...

Semoga Allah menghapus dosa dosa kita. Mari, perbaiki diri.....

#Onedayonepost3

HK,  27 Oktober 2016

Aris nyantri

Cerita keluarga lewat telfon sangat menghibur selama saya jauh di negri orang. Tadi pagi di sela sarapan, saya nelfon mimi. Kali ini mimi bercerita Aris, adik ke dua saya. Baru beberapa minggu dia masuk pesantren. "Sekarang jelek, sekarang tambah kurus," kalimat mimi yang bikin saya ketawa, pun dengan mimi. Konon, si Aris semenjak SMP, doyan banget ngaca, apalagi kalau mau berangkat sekolah. Seragam sekolah selalu d setrika rapih, rambut selalu di sisir kasep dan muka selalu di poles. "Yah wajar," tutur mimi ketika itu.
Sekarang, di Pesantren boro-boro rutin ngaca hehe.

Kemarin, mimi sengaja maen ke Babakan istighosah, dzikir rutinanan dua bulan sekali. Berhubung jarak dari tempat Istighosah ke Pesantren dekat, mimi sekalian jenguk Aris. Awalnya mimi berharap Aris mau ke tempat, tapi di Pesantren ada kegiatan yang tidak bisa mengizinkan santrinya untuk keluar, merhabanan.

Singkat cerita, dikeramaian mushola yang sedang marhabanan, Mimi menyuruh salah satu pengurus Pesantren untuk manggil jagoannya. Tidak lama Aris datang dengan baju kokoh warna putih yang kebesaran, lengkap dengan kopiah hitam dan sarung ala santri. "Betah beli, nang? Tanyanya. "Ya betah, duite kari satus, Mi. Nunggu Aang ngirim duit masih sue," Jawabnya dengan muka memelas. "Sih kuen bajune sapa? Gede temen? Mimi tersenyum konyol melihat jagoannya berpenampilan asal. "Oli nyelang ning batur, ari bengi jum'at wajib nganggo baju putih," Jelasnya. "Yawis, engko tuku baju putih dewek ya, kih duite. Aange kirim duit minggu arep jeh. Kanggo ngelunasi bayar sekolah kuh," Mimi menutup obrolan.

Setelah itu, mereka berpisah. Aris melanjutkan kegiatan pondoknya. Mimi pergi ke tempat Istighosah-an.

Bagi saya, pesantren tempat paling pas untuk belajar kehidupan. Bukan hanya ilmu agama saja yang di dapat, tapi mencakup semua. Belajar perihatin, makan seadanya, ngantri kamar mandi, bangun tidur harus lebih awal, mengatur waktu antara kegiatan Pesantren dan sekolah formal, dan lain lain. Juga belajar jadi pemimpin, mulai dari kepungurusan kamar, kelas ngaji, sampai pengurus Pesantren. Dan yang lebih penting pesantren itu tempat belajar hati, ngaji rasa.

Ket:
Mimi : Panggilan untuk orang tua, ibu
Babakan : Nama salah satu Desa di kecamatan Ciwaringin, Cirebon
Betah beli nang : Betah nggak nak?
Duite Kari satus Mi, nunggu aang kirim masih sue : uangnya tinggal seratus, nunggu kakak kirim, masih lama.
Sih kuen bajune sapa? Gede temen: Bajunya siapa? Besar banget
Oli nyelang ning batu Mi, Ari bengi jum'at wajib nganggo baju putih: Minjem sama teman, buk. Kalau malam jumat wajib berpakaian putih.
Yawis engko tuku baju dewek ya, kih duite. Aang kirim duite minggu arep. Kanggo nglunasi bayar sekolah : Ya udah nanti beli baju sendiri ya, nih uangnya. Kakak ngirim uangnya minggu depan. Buat melunasi bayar sekolah.

* Malam jum'at di penghujung Syawwal 1437 H

Selasa, 02 Agustus 2016

Kere Vs Kece

"Waw, keren! Udah cakep, baik agama, berpendidikan pula," celoteh si Ijah di sela nunggu warung ibuk nya melihat Agus lewat dengan pakaian rapih berangkat ke rantau untuk mengejar S1 nya.
"Jangan ngimpi non, kamu ini siapa... Doi siapa?" Gemuruh hati Ijah ikut nyeletuk.
"Minta saja sama DIA di tengah tahajudmu. Kalau jodoh, minta jaga rasa kita sampai halal. Kalau bukan jodoh, minta jaga rasa kita supaya tetap ada untuk jodoh kita kelak," suara hati yang lain ikut nyletuk juga.

Hehe paragraf di atas cuman ilustrasi. Pernah ngerasain? Suka sama orang tajir, cakep, baik agama dan berpendidikan? Semoga tidak deh.

Kata kebanyakan orang, lebih baik gak tahu menahu tentang dia. Lebih baik pura-pura cuek ma dia. Ngobrol, seperlunya. Ketika lg kumpul-kumpul ada dia, langsung geser tempat, menjauh dari dia. Katanya mau ngilangin rasa, karna ga mungkin bisa bersatu, beda status sosial. Dari pada nanti sakit hati tingkat kabupaten. Beuuuh segitunya.....
Kamu termasuk tipe gini? Hmmm.

Ada lagi yang bilang, lebih baik sikap kita biasa. Becanda bareng, ngobrol dan diskusi bareng, seperti biasanya. Diem diem di tengah malam saat mukenah menutupi aurat, saat air mata deras ingat banyaknya dosa, kita minta kepadaNya. Minta jaga hati kita supaya tetap jernih, supaya tetap kuat walaupun kenyataan tidak sesuai harapan.
Kamu termasuk tipe ini? Ciyee.

Apapun tipenya, selagi tujuannya untuk berpuasa rasa, supaya ga berlebihan mengaggumi si dia, Apalagi sampe menggangu kefokusan kita dalam beribadah, kerja atau sekolah, Na'udzu billah. Silahkan lanjutkan tingkahmu. Jika itu baik, jika itu bisa terhindar dari dosa.
 

Sebagai muslimah mari berlomba memperbaiki diri. Sibukan dengan ibadah. Sibukan denga prestasi. Sibukan dengan belajar masak. Sibukan dengan karya. Itu semua usaha kita menjemput Sang Imam Hidup. Mau kamu kere, doi kece ataupun sebaliknya kalau DIA berkehendak, ada aja jalan untuk bersatu.

Yakinlah, Allah memberi pasangan terbaik  ya mblo, Aamiin.

~Cheung Sha Wan, pojok ruangan kerja.

THEME BY RUMAH ES