Minggu, 28 Oktober 2018

Pulang itu Berat, Ga Pulang Jauh Lebih Berat

Tulisan ini bukan untuk melarang teman-teman menjadi TKI. Bukan. Silahkan kerja di  Rantau. Jemput rizki-Nya. Segerelah pulang kembali. 

Kamu serius mau pulang selamanya? Kamu kok ngbreak, sayang lho beberapa bulan lagi finish? Mumpung belum nikah, puas-puasin aja dulu di sini, baru pulang...

Pertanyaan dan pernyataan di atas aku tepiskan dengan niat. Ya saat mau pulang kampung kita kudu punya niat, bukan sekedar niat, niat itu kudu kuat, kalau diibaratkan dengan dinding, ga akan lecet karena digedor palu.
Kapan kita bisa pulang? Ketika tujuan kita di Negeri rantau terpenuhi dan sudah punya bekal. Bingung ya? Nih contohnya, dulu pas berangkat si Inem (contoh lho ya) bertujuan untuk membangun rumah.

Setelah  bisa membangun rumah, sudah saatnya Inem pulang.
Bekalnya apa? Tabungan. Tabungan itu untuk keperluan  kita tiap hari, masa pulang bisa bangun rumah, tapi buat jajan ga ada. Ga mungkin kan?

Selain tabungan juga punya kemahiran atau skill.  Apa saja. Buat jaga-jaga. Tapi menurut saya ini ga wajib sih, kecuali kalau ada rencana menekuni, misalnya buka usaha kuliner atau lainnya.

Biasanya saat mau pulang ujiannya buanyaaak. Salah satunya: Ragu.

Duh, nanti pulang di rumah ngapain yak. Duh bekalku pulang belum banyak ey, belum ikut kursus jahit, rias, komputer dll. Duh, tabunganku  belum  cukup. Nah ini sedikit dari banyaknya keraguan, ujian tadi.
Sudaah, tepiskan saja dengan niat kuat tadi. Karena dengan niat tadi akan menumbuhkan mental yang besar. Ya, mental, siap menghadapi apapun yang terjadi, siap menanggung risiko.

Prestasi terbesar ketika seseorang pulang kampung ketika ia bisa betah di rumah. Betah? Iyaaa! Ia bisa beradaptasi lagi dengan lingkungan setelah sekian lama tinggal di tanah rantau yang kondisinya jauuuh lebih beda. Apalagi kalau ada yang nyinyir gini:

Kerja di rumah tiap hari (kerjaan rumah) tapi ga digaji ya, beda sama tinggal di luar negeri.

Disenyumin aja, jawab dalam hati:
Kan lagi bantu orangtua atau suami (bagi yang ga jomblo), biar Tuhan yang gaji.

Gimana supaya betah? Lakukan apa yang kamu suka, sibukan diri! Apa aja. Intinya sih, gimana caranya kita lupa dengan dollar, gimana caranya kita ga inget (inget mah pasti ya, hehe) dengan fasilitas mantan negeri rantauan. Masih ga bisa move on gimana dong? Saat mau pulang, hiduplah sederhana sederhan.  Ga usah sering ngemall, makan di restoran, toh nanti di kampung, supaya sudah terbiasa ga ngemall, ga nongkrong di tempat wisata, dan lain-lain. Mending kita sudah langsung punya penghasilan, bagus atuh. Lha kalau belum, tabungan kita kan cuman buat kebutuhan harian, bukan buat liburan 🤣

Duh, aku lihat si Mbak itu alumni TKI juga sukses dengan usahanya, bisa bermanfaat dengan orang kampungnya.

Lho kamu tahu darimana? Tahu di akun facebooknya, hehe.

Hei, jalan hidup orang itu beda lho. Kalaupun mau meniru jejak seperti mereka bagus atuh. Silahkan. Persiapkan mental yang lebih besar lagi. Mental buat memulai usaha. Mental buat tiba-tiba usaha mandeg, sedangkan modal habis. Mbak yang kamu lihat mungkin post atau share hasilnya saja, prosesnya pasti berliku-liku, sakit walaupun tak berdarah 😂

Saya bilangin sekali lagi. Mental disiapkan untuk pulang saja dulu, biar betah. Bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Nanti kalau sudah betah, mau usaha apapun pasti bisa, apalagi sekarang zamannya online yang konon bisa usaha tanpa modal. Asal ya tadi, siapkan lagi mentalmu.

Teman-teman juga perlu tahu, nih yang nulis juga belum apa-apa, belum bisa usaha (boro-boro punya partner buat usaha, nikah aja belum. Hihi. Doain ya...), belum bisa bermanfaat untuk sekitar. Tapi saya ngerasa saya sudah bisa melewati satu fase, berani pulang. Lalu hati saya tergerak untuk segera nulis (apalagi setelah beberapa kali mendengar curhatan),  bisa berbagi buat teman-teman yang sebenarnya udah ngebet mau pulang, tapi ragu.

Ingat ya, langkah pertama bagi seorang TKI yang ingin sukses itu pulang.

Kunci lain supaya betah di kampung adalah bersyukur. Menerima dengan lapang pada apa yang kita miliki.

Tidakkah kau rindu dengan suasana kampung yang tiap waktu selalu mendengar suara adzan berkumandang. Tidakkah kau rindu dengan riuhnya pasar malam, berkumpul dengan keluarga atau kawan. Tidakkah kau rindu akan syahdunya lantunan tadarus Alquran di malam-malam Ramadan.
Tidakkah kau rindu akan gagahnya suara takbir saat malam satu Syawal.
Tidakkah kau rindu...
Ah, sudahlah, tanpa ditulis pun, kau tahu.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf lahir bathin.

Salam,
Nur Musabikah
#alumnitkihongkong

Jumat, 19 Oktober 2018

Kepada Gerimis

Kepada gerimis kuberkisah,
“Ranting tubuhku terpelanting ke sana ke sini
ditampar angin berkali-kali.
Helaian jasadku terkulai
terurai.”

Kepada gerimis kumengadu,
“Seonggok ragaku bergeming
kaku
terguyur tetesanmu
kuyup.”

Lalu, waktu melesat jauh

Kepada gerimis kumengukir mimpi, “Layaknya kamu, aku pun siap jatuh terus menerus walaupun pelan, akan ada saatnya datang hujan besar, amukan badai. Namun, akan pergi secepat ia datang."

Kepada gerimis kuberjanji,  "Layaknya kamu, aku  pun harus siap dicekam hawa dingin. Kelak akan tiba saatnya datang segerombolan putihnya awan, bentangan birunya langit,  dan  jingga matahari menyelimuti.”

Kepada gerimis kuiramakan lagu, “Setelah kepergianmu akan ada ranumnya kembang warna-warni, hijaunya pepohonan dengan batang yang kokoh.”
“Pun denganmu,” bisikmu.

Nur Musabikah
Kota Nanas, 28 September 2019

Sabtu, 01 September 2018

Menyambut Matahari

Di pintu dhuha-Mu aku mengetuk

Mengangkat kedua tangan, bersaksi atas kebesaran-Mu
Melangitkan ummul quran
Mengagungkan ayat-Mu
Membungkuk, menghadap-Mu
Mengikrarkan kemahasucian-Mu
Bersujud kepada-Mu
Menekadkan kemahasucian-Mu
Mengucap salam dan salam

Di pintu dhuha-Mu aku mengharap

Limpahan rezeki-Mu
Orangtua yang masih peduli
Pasangan hidup yang mencintai
Keturunan yang sholeh-sholeha
Kesehatan jasmani
Iman yang selalu ada
Kerjaan yang baik
Teman kerja yang baik, yang tidak menikam demi akuan dari bos

Bukankah rezeki bukan melulu soal gaji dari bos?

Kurengkuhkan tubuh ini, menyembah-Mu, mengharap rezeki-Mu, kemurahan-Mu
Sebagai wujud syukurku, menyambut datangnya matahari.

Ah, apalah aku jika mentari-Mu tak bertandang?

Nur Musabikah
Kota Nanas, 1 September 2019

#onedayonepost

Jumat, 08 Juni 2018

Toleransi Buah dari Akhlak Baik

Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Sikap saling menjaga keutuhan. Sikap saling menjunjung kedamaian. Tiga kalimat tersebut mungkin mewakili arti toleransi, tema RWCODOP kali ini.

Kita hidup di Indonesia, negara yang penuh warna suku dan agama. Sudah layaknya betoleran. Tak lain supaya negeri kita aman dan damai.

Tapi kenapa masih ada orang yang tidak bertoleran? bersikap bengis terhadap perbedaan.

Manusia dengan segala kekurangannya menginginkan unggul dari yang lain. Apalagi jika tidak sekubu, segolongan. Ia akan melakukan hal apapun untuk menang.

Sikap ini bisa hilang, jika kita benar-benar selalu dekat dengan Tuhan. Iya, orang yang bertakwa. Orang-orang tersebut pasti punya akhlak baik. Dari perilaku baik ini akan melatih kita memilih perilaku yang tak pantas atau merugikan orang lain. Termasuk perilaku terhadap golongan yang berbeda, baik agama, suku, bahkan negara.

*Graha Subang Kencana 2 (GSK2), Jum'at terakhir bulan ramadan, satu jam sebelum berangkat nguli :)

#RWCODOP2018
#Ramadan1439H
#Nasihatdiri

Selasa, 05 Juni 2018

Masa Remaja

Setiap insan pasti merasakan kebahagiaan tersendiri ketika mengenang masa lalu. Salah satunya masa remaja, masa --yang konon-- sebagai ajang nencari jati diri, masa di mana sesorang harus mulai mengejar mimpi-mimpi.

Aku terlahir dari keluarga sederhana, kaya pun tidak, miskin pun tidak, ngepas. Tradisi mesantren sudah ada sejak orang tua terdahulu. Pun dengan kami, anak-anaknya. Harus masuk pesantren saat waktunya tiba.

Hmm aku skip dulu deh...

Masa SMP, masa di mana aku mengenakan kerudung. Tahu apa alasanya? Karena mimi (baca: ibu) selalu membandingkan aku dengan orang lain. Masih sangat jelas ucapannya,

"Nok, ga mau kayak dia tah? bisa berpakaian rapat dan rapih? padahal kamu itu ya, pagi-pagi ke sekolah pakai kerudung, pulangnya langsung sekolah madrasah pakai kerudung juga, ashar pulang. Abis maghrib berangkat lagi, ngaji. Masa masih betah dengan kaos dan celana pendek?"

Huhu, jiwa mudaku saat itu memberontak. Hihi. Aku juga sempet ngebatin, "Mungkin karena dia rambutnya keriting, Mi. Jadi ditutupin."

Untungnya ga aku ucap langsung dihadapan Mimi sih, bisa-bisa
mulutku di potong beliau. Hihi.

Bergulirnya waktu, aku malu sendiri ketika pulang sekolah madrasah, harus ganti baju atau kaos dan celana pendek.
"Capek juga kalau harus gonta-ganti pakaian.Toh bentar lagi maghrib," batinku.

Tepatnya bulan ramadan kelas dua SMP, tahun 2005 (Yah, ketahuan deh usiaku  sudah ga muda) aku belajar pakai kerudung. Jadi sepulang dari sekolah madrasah, tak kulepas kain segitiga itu. Dan ya Alhamdulilaah hingga sekarang bisa pakai, terima kasih Mimi. Heuheu

Oh iya lanjut tradisi mesantren di keluargaku ya...

Lulus SMP aku tinggal di pesantren Cirebon, dua jam-an dari tempat tinggalku, Indramayu. Untuk menuju ke sana, kami biasa menggunakan bus. Walaupun dekat, aku jarang pulang, Libur pesantren dan sekolah formal tidak sama. Ketika kegiatan pesantren libur, sekolah formal malah aktif, dan sebaliknya. Jad, kalau mau pulang pas menjelang idul fitri.

Salah satu hal yg paling kuingat, ketika aku belajar pakai sarung. Hihi. Ya di sana diwajibkan pakai sarung setiap hari, kecuali kegiatan pulang sekolah formal, yakni madrasah pesantren. Seperti sekolah madrasah pada umumnya, kami diwajibkan pakai seragam, baju putih/batik dengan bawahan rok.

Pertama kali belajar sih, masih merasa takut sarungnya jatuh. Hihi. Apalagi kalau lipatan kiri dan kanan ga sejajar, tambah susah untuk jalan. Haha

Berjalannya waktu, aku sudah terbiasa pakai sarung. Malah kami sering pakai sarung yang saat itu kekinian di pesantren. Sarung Tuban. Ya, sarung yg bahannya jatuh, ga tebel, tapi ga nerawang. Motif dan warnanya beraneka ragam. Mungkin sarung tersebut produksi dari daerah Jawa lainnya juga. Tapi, entah kenapa kami sering menyebutnya sarung Tuban.

Nah itu sekilas cerita masa remajaku. Entahlah, aku harus menyesal atau sedih karena mimi menyuruhku tinggal di pesantren, tempat yang identik dengan ketertinggalan, ga moderen. Hiks

Tapi yakinlah, seperti yang pernah diucapkan oleh saudaraku, "Selagi masih di dunia, sesuatu yang ga tahu dan bisa, dapat kita pelajari. Tapi kalau sudah di akhirat, mana bisa?"

*GSK 2, saat matahari menyapaku, masih tanpamu.

#RWCODOP2018
#Ramadankarim

Senin, 04 Juni 2018

Selametan: Berkumpul untuk Berdoa

Indonesia memiliki banyak beragam tradisi. Selametan salah satunya. Hingga sekarang, tradisi ini masih dilakukan orang Jawa. Mungkin juga luar Jawa, hanya saja beda nama.

Konon, selametan adalah warisan para ulama terdahulu. Mengumpulkan saudara, kerabat, tetangga untuk mendoakan apa yang diinginkan dari sohibul bait, orang yang punya hajat.

Di tempat tinggalku nama selametan masih umum. Ada beberapa nama khusus.

Misalnya, selametan untuk seorang wanita yang hamil tujuh bulan. Kami biasa menyebutnya memitu. Tujuannya tak lain untuk mendoakan supaya bayi dan ibu nya selalu dalam keadaan sehat dan diberi keselamatan saat melahirkan. Jika nanti bayi sudah lahir, orang tua memberi nama, selametan ini biasa disebut puputan. Bahkan ada beberapa orang sekaligus menyembelih kambing, mungkin niat beraqiqah.

Selametan untuk orang meninggal ketika sudah tujuh hari biasa kami sebut mitung dina, empat puluh hari matang puluh, hingga seratus hari nyatus.

Masih banyak jenis-jenis nama selametan lainnya.

Selametan biasa dilakukan dengan tahlilan atau merhaban. Biasanya yang hadir laki-laki. Sedangkan para wanita hadir untuk kondangan, bawa beras. Selain makan di rumah hajat, sepulangnya nanti masih dibawa makanan dari yang punya hajat. Tak lain adalah berkat.

Sekian.

#RWCODOP2018
#Ramadan1439H

Minggu, 03 Juni 2018

Obrolan Dua Pemuda

Dua pemuda duduk di teras masjid, kopiah hitamnya masih bertenggar gagah di kepala keduanya.

"Lu, udah beli baju baru belum, Mblo?"

"Usiamu berapa, Bro?"

"Eh gua nanya. Lu kok nanya balik?"

"Lha itu jawabanya kok!"

"Mblo, Mblo... Terkadang, lu aneh."

Haha. Keduanya serentak tertawa.

"Gini Bro, Lebaran pakai baju baru cukup buat adik-adik kite aja."

"Kok bisa?"

"Anggap saja itu hadiah buat mereka, bisa berpuasa selama satu bulan. Kita kan udah gede, masa masih butuh baju baru."

"Hmmm..."

"Memang, Tradisi kita lebaran itu identik dengan hal baru, pakaian baru, sandal baru, makanan baru, sampai toples isi rengginang pun baru... Ya, sejatinya lebaran itu diri kita kembali suci, seperti bayi baru lahir."

"Bersih dari dosa gitu, Mblo?

"Betul. Karena kita telah menjalankan puasa, menahan hal yang kita bisa lakukan, makan dan minum contohnya. Bukan hanya itu, menahan hawa nafsu juga. Oh iya, niat puasanya pun hanya karena iman dan mengharapkan Ridho Allah. Dan diakhir ramadan kita telah menunaikan zakat fitrah."

"Eh tapi ada yang puasa, tapi masih marah-marah. Dan terkadang bolong-bolong ga puasa. Apa masih tetap bersih dari segala dosa?"

"Bisa jadi niat puasanya tidak karena ridho Allah. Wallahu a'lam."

"Hmmm..."

"Tadarus sudah mau mulai, masuk masjid, yuk."

"Yuk... Tapi... "

"Kenapa lagi?"

"Gua sudah beli baju baru, Mblo. Nah gimana tuh?"

"Haha, tinggal dipakai aja. Masa mau lu buang tuh baju?!"

Haha... :D
--------

Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/53537/makna-dan-hikmah-idul-fitri

*GSK 2, di malam tanpa bulan, tanpamu.

#RWCODOP2018
#Ramadan1439H
#Nasihatdiri

Jumat, 01 Juni 2018

Kekasih Simpanan

Suatu hari, jika tak temukan aku dalam lembutnya selimut, aku bersamanya, kekasihku, selainmu

Jika tak temukan aku duduk di sofa, menunggumu, tempat biasa kita bersua, aku bersamanya, belahan jiwaku, selainmu

Jika  tak temukan aku di beranda facebook, aku bersamanya, teman hidupku, selainmu

Jika kau bosan menunggu balasan chatku yang masih centang satu, aku bersamanya, teman chatku, selainmu

Kamu tak usah cemburu apalagi kecewa. Sebab ia sama sekali tak bisa membalas cintaku. Hanya kamu seorang, cintaku

Karena ia adalah lembaran kertas yang belum sempat kusibak

Karena ia adalah tumpukan benda kotak di rak tua, yang belum sempat kukibas dengan kemoceng biru

Karena ia adalah buku-bukuku.

Rawabadak, 17 Ramadan 1439 H

#RWCODOP2018

Kamis, 31 Mei 2018

Tulisan Tentang Teman

Tak mudah untuk kita, sadari... Saling mendengarkan hati...
(Nidji)

Bicara teman, aku sering kesulitan mengartikannya. Entahlah😅

Dari teman, terkadang aku belajar dewasa. Gini, aku pernah punya teman ga punya ibu, ada ayah tapi sudah punya istri lain. Jadi, komunikasi sama ayahnya kurang. Temanku ini usianya lebih banyak dariku. Tapi sifat, sikapnya kayak anak kecil. Aku pun sempet ill feel. Setelah tahu kondisi sebenarnya, aku pun berusaha menyikapinya secara dewasa, berkata bijak dll. Hihi. Aku pikir wajar saja dia bersikap demikian, karena memang kurang mendapat kasih sayang dari kelurga. Ia butuh kasih sayang dari pertemanan. Ya, aku. Heuheu

Dari teman, aku belajar tentang hubungan saudara kandung. Aku punya teman, dia anak paling bungsu. Kalau mendengar cerita tentang keluarganh, aku bisa menyimpulkan, bahwa memang seorang kakak itu harus jadi teladan buat adik-adiknya. Secara, aku anak paling gede, ada pelajaran yg bisa kuambil menjadi seorang kakak, seperti temanku yg terinspirasi oleh kesuksesan kakaknya. Aku pun harus bisa menjadi inspirasi adik-adikku. Semoga.

Dari teman, aku belajar saling mengerti. Jika ada kesempatan untuk berkumpul, ada saja obrolan gini:
- Si A kok ga datang ya, kenapa?
+ Ibunya sedang sakit, dia jaga ibu di rumah.

- Si C kapan tuh nikahnya?
+ Dia kan anak pertama, baru aja lulus. Masih punya tanggungan adik-adik, mungkin dia mau fokus kerja buat keluarga dulu.

+ Kamu, kenapa sih jarang like statusku?
- Aku baper, like postingan foto bareng sama teman-temanmu yang cantik itu. Nanti rinduku padamu nambah bertambah.
+ Hihi... Cemburu ya? sayang dong sama aku
- Tau ah!

Ya, dari mereka aku belajar saling mengerti, memahami dan menghargai, menjaga hati.

Dari teman, aku belajar bersyukur. Ya, ketika teman-teman sudah tidak mempunyai orang tua lengkap. Itu membuatku harus lebih berbakti kepada kedua orang tua.

Hm ga ada ujungnya kalau bahas teman. Di atas hanya secuil apa yang kurasakan dari sebuah pertemanan. Kita. aku dan temanku.

Kau sempurna...
Jadi bagian hidupku...
Apapun kekuranganmu...
(Nidji)

*Kota Nanas, di bawah terangnya rembulan

#RWCODOP2018
#Ramadankarim
#Ramadan1439H

Selasa, 29 Mei 2018

Allah Tidak Tidur

"Makan yang banyak ah, biar nanti di tempat kerja ga lapar."

"Toh... Teman-teman, menganggapku puasa."

"Dia itu ya, udah tahu bulan radaman. Kok ga puasa."

"Sayang banget, puasanya kalau ga salat."

"Dia ini puasa ga sih, marah-marah terus."

Pernyataan-pernyataan ini mungkin pernah kita lontarkan. Seakan-akan kita tak menyadari kehadiran-Nya.
Seakan-akan kita lah yang lebih baik dari yang lain.

Allah mengawasi terhadap apa yang kita lakukan. Allah pun menutup aib kita dengan sangat rapat. Ia memberi waktu untuk kita memperbaiki kesalahan.

Makan siang hari di bulan ramadan, sama saja menganggap-Nya tidak melihat.

Menilai amal seseorang, sama saja menganggap diri ini paling baik. Hanya Allah yang menilai amal seseorang.

Allah tidak tidur. Karena salah satu sifat Allah Mukholafatul lil Khawadisti, artinya berbeda dengan seluruh makhluk. Dan tidur adalah salah satu sifat dari makhluk.

*Rawabadak, di sudut kamar kos.

#RWCODOP2018
#Fastwriting
#Nasihatdiri

Minggu, 27 Mei 2018

Sahur: Makan Spesial dalam Satu Tahun

Siapa yang benar-benar menikmati makan sahur? dengan kondisi tubuh lemes, mata masih sepet (salak kali!) dan belum sadar penuh. Saya pun harus mengakui, bukan saya. Hiks

Tak terasa pekan pertama terlewati, semoga makin semangat segala ibadahnya, salah satunya sahur.

Sahur, makan pagi hari sebelum waktu shubuh tiba, sebulan dalam satu tahun. Spesial kan? Iya. Tapi, ada saja yang malas melakukan aktivitas ini, contohnya saya. Hehe

Berikut saya bagi tips, supaya tetap semangat saat sahur:

1. Mandi
Jika waktu memungkinkan, bangun tidur segera mandi lalu salat tahajud. Dijamin seger! Sahur pun jadi semangat. Ini pengalamn saya saat dapet shift dua, pulang kerja sekitar pukul 22:15, setibanya di kos, saya langsung tidur (ga sengaja) dan belum salat isya. Alhamdulilahnya Allah bangunkan saya sebelum habis waktu isya. Sekitar jam dua. Alhasil saya mandi. Seger! sahur pun jadi semangat.

2. Percaya atau tidak, gadget ngaruh besar. Siapa yang bangun tidur, ga langsung tengok benda ajaib ini? Hehe. Gadget membuat mata terbuka. Apalagi kalau sudah  berselancar ke sosial media. Gunakan saja kesempatan ini supaya sahurnya semangat, ga ngantuk. Namun, tidak perlu kelamaan nanti keterusan, ga fokus makan dan teman sebelah. Hehe

3. Wudhu
Ya, walaupun ga mandi, biasakan wudhu. Supaya wajah kita cerah. Lebih utama lagi, salat dua rakaat:)

4. Sadar akan keutamaan sahur

Sahur itu sunah. Waktu sahur adalah berkah. Waktu sahur adalah waktu mustajab doa-doa kita. Jika kita punya kesadaran tentang hal itu, tidak ada rasa malas ketika bangun sahur. Semoga.

#RWCODOP2018
#Nasihatdiri

Rawabadak, dalam terangnya bulan :)

Belanja di Bulan Ramadan

Belanja merupakan aktivitas menyenangkan sekaligus menguras tenaga. Kegiatan ini sangat dekat dengan wanita. Hehe. Ayo, ngaku?!

Apalagi di bulan puasa, kegiatan ini dilakukan setiap hari, belanja sayur mayur buat persiapan buka dan sahur. Belum lagi menjelang beduk maghrib tiba,  orang-orang berbondong menyerbu pedagang kolak -makanan manis- atau es. Nah kan belanja lagi?!

Menyambut lebaran pun tak luput dari belanja. Baju, kerudung, peci, sarung, dan jenis pakaian lainya harus baru. Iya kan? Hehe
Eh makanan! Ya, lebaran rasanya tak lengkap dengan suguhan spesial. Bikin ketupat, opor, berbagai macam kue kering, bolu, puding, dan lain-lain.

Boleh saja sih, toh itu sebagai hadiah untuk anak atau adik bisa puasa sebulan penuh di bulan ramadan. Tapi kalau berlebihan? Kurang baik juga. Tulisan ini nasihat untuk diri saya dan kelaurga.

Mumpung ramadan, bulan dilipatgandakan segala amal, baiknya belanjakan saja harta kita untuk mereka yang membutuhkan. Nabi pun menganjurkan untuk umat-Nya, bahwasanya siapa saja yang memberi sebutir kurma atau seteguk air untuk orang yang berpuasa maka Allah akan memberikan pahala.

Di kampung saya, orang-orang pada ngasih makanan atau snack dan minuman kepada masjid atau musala. Untuk nanti dibagikan kepada jamaah tarawih. Bisa jadi, apa yang mereka lakukan  adalah bentuk sedekah di bulan penuh barokah.
Semoga.

Jadi? Tunggu apalagi? Ayok Belanja di bulan ramadan, membelanjakan harta di jalan-Nya:)

#RWCODOP2018
#Onedayonepost

Rabu, 23 Mei 2018

Tadarus-an

Tadarus-an
Oleh: Nur M

Satu bulan lamanya Engkau memanjakan
dengan segudang keutamaan, menjanjikan
dengan ampunan
dengan rahman, pahala dilipatgandakan

Setiap insan menyambut Nuzulul Quran
Kitab panutan
Kitab akhir zaman
Membacanya, mengkhatamkan

Corong setiap rumah-Mu bersautan
menyuarakan
melantunkan
Kalam-Mu  yang menawan

Terima kasih, Tuhan
Engkan beri kami, ramadan.
.
Rabu, 7 Ramadan 1439 H
.

#RWCODOP2018
#Ramadankarem

Selasa, 22 Mei 2018

Takjil dan Sabar

Nikmat yang agung ketika hari pertana puasa tiba, saya giliran shift pagi. Selain bisa tarawih, juga bisa bukber di kos. Konon, menurut karyawan lama saat buka puasa di pabrik, ngantrinya panjang. Iya lah, bayangkan ribuan karyawan tumplek dalam satu tempat. Biasanya jadwal makan selain bulan puasa, dibagi. Ngantri, tapi ga panjang.

Nah siang itu, sepulang kerja  saya dan teman satu kamar, langsung tepar. Kecapekan. Karena ga pasang alarm, pukul setengah lima  kami baru bangun. Sontak kami kelimpungan. Belum salat, belum belanja sayuran.

Setelah salat dan mandi, akhirnya kami memutuskan untuk beli lauk yang sudah masak, tak perlu repot. padahal kami tipe orang yang suka masak, apalagi numis sayuran.

Meluncurlah kami ke tempat beli penyegar. Es? Ya. 

"Kenapa sih beli es kelapa muda di sana? kan di sini dekat. "
saya request kepada teman.

"Di sana pakai air kelapa asli, " jawabnya meyakinkan.

Sebelum ke tempat, kami memesan ayam bakar dan goreng, nanti sekembalinya, tinggal ambil saja.

Ibu pelayan pun mengangguk, mengiyakan. Menanggap apa yang kami utarakan.

Kurang lebih sepuluh menit, kami jalan kaki. Setibanya, antrian pun lumayan panjang. Saya bertemu teman lama, teman satu angkatan pas training kerja. Kami ngobrol. Tapi ga lama, pesenan kami datang.

Angin sore dan semburat senja memanjakan kami. Membuat kami menikmati perjalanan tanpa kendaraan. Sesekali kami menengok, khawatir, karena banyak kendaraan roda dua berseliweran cepat di pinggir jalan.

Gerobak penjaja makanan di jalan, samar tak terlihat karena sekerumunan orang menutupi. Apalagi macam es buah, jus dan semacamnya.

Tak terasa kami sampai di sekerumunan  gerobak hijau bertuliskan "Sedia ayam dan ikan bakar" Kami pun langsung meminta pesanan sama ibu berkerudung biru itu. Jawabannya membuat kami tercengang.

"Maaf ya, saya lupa tadi siapa yang pesan. Jadi bungkusan punya kalian, saya kasih ke orang lain."

Deg! Yaampuuuun.

Ibu pelayan masih saja sibuk melayani orang-orang yang baru saya lihat. Ya mereka datang setelah keprgianku, beli es kelapa.
Entah kapan ia akan melayani pesanan kami.

"Ya sudah, Bu, kami pulang ke kos dulu. Salat dulu, nanti  kami kembali, jangan lupa tiga bungkus ya, Bu."

saya mengingatkan ulang, sebelum saya benar-benar pergi, memunggung gerobak dan orang-orang di sana.

Jujur, saya kesal banget. Hihi. Apalagi berbuka itu harus ditakjilkan, dipercepat, disegerakan, tidak ditunda. Kami pun segera pulang ke kos. Membatalkan puasa kami dengan seteguk air putih, lalu menyantap segarnya kelapa muda. Walaupun jengkel, saya berusaha sabar (ciee), tidak marah pada ibu pelayan. Bukannya hakikat ramadan itu menahan hawa nafsu?
.
Kota Mangga, di siang tanpa terik matahari.

*onedayonepost

Sabtu, 19 Mei 2018

Nikah, Bukber Ala Jomblo

Bukber, buka bersama saat azan maghrib tiba. Hmm, hingga jari ini menyentuh keyboard, belum terlintas tentang bukber. Apalagi yang paling berkesan. Lupa:(
Hm, kapan ya? Dimana? Dengan siapa? Oke, daripada ngulur waktu, sata cerita saja deh.
Bukber yang -mungkin- paling berkesan, ketika saya tinggal di sebuah penjara suci. Wew! Hehe iya, kami biasa menyebut dengan nama itu. Ya, saat itu saya nyantri di Cirebon.
Bulan ramadan kegiatan pondok libur. Libur sekolah madrasah, hafalan nadzoman, setor baca kitab, menggunakan bahasa tertentu di hari yang ditentukan dan seabrek kegiatan pondok lainnya.
Karena ramadan bulan berkah, kami berburu berkah dengan mengkaji kitab klasik atau kitab kuning karangan Ulama Nusantara hingga luar nusantara. kami biasa menyebutnya ngaji pasaran.

Tiap waktu ada jadwalnya. Tergantung para santri ingin ikut yang mana.

Kenetulan saya selalu ikut jadwal ngaji ba'da ashar. Selesai ngaji,  kurleb jam lima, kami pulang ke kamar masing-masing. Ambil uang, lalu ngantri di koperasi beli lauk-pauk. Bukan ngantri lagi ini mah tapi saling berdesakan. hihi. Gerah, berisik. Belum lagi, koperasi sangat dekat dengan tempat pengambilan nasi. Bolak-balik santri yang belanja dan sedang piket berpapasan. Oh ya, kami  punya jatah makan dari pondok, satu kotak nasi. Hanya saja, lauk pauknya kurang nyaman dilidah, jadi mau tak mau, kami harus beli tambahan lauk di koperasi.
Ye, tak lama, saya sudah mendapatkan laukan. Bergegas ke kamar, beberapa teman sudah melingkar di kamar masing masing.

Azan berkumandang, kami memakan takjil berupa makanan manis, saya biasa beli kolak pisang. hehe. setelah perut sedikit terisi, kami ke musala, ikut jamaah salat maghrib. Selesai, kembali ke kamar, dan makan bareng. Nikmatnya...
Walaupun jauh dari orang tua, teman-teman satu kamar bisa menggantikan keluarga di rumah. baitunnisa nama kamar saya.

Hehehe. Mana cerita bukber terkesan kalian?

Sebagai penutup tulisan kali ini, izinkan saya sedikit berceloteh.
Bulan ramadan adalah bulan menahan. Bukan hanya nahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu. Betul?  ini mengingatkan saya dengan kaum jomblo. Siapapun.

Dalam aturan agama kita yaitu Islam, jika memang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah.

Jadi, kaum jomblo ini sedang berpuasa. Artinya menjaga diri dan menyibukan diri mencari nafkah. Hingga menjadi lebih baik. Kemudian ia akan menemukan pendamping halal mengarungi samudera kehidupan. Pintu pernikahan terbuka. Setelah ijab kabul, keduanya berbuka puasa bareng. Ya, bukber. Manis. Sangat manis. Menerima cinta dari-Nya.

Kamu jomblo? Semangat! Persiapkan hari bukber dengan sebaik-baiknya. Selamat berpuasa, Mblo:') Selamat menuju pintu pernikahan:')

Saat Tuhan mengeluarkan ayat yang menjamin setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan, seharusnya itu sudah lebih dari cukup bagi kita untuk percaya bahwa pasangan akan datang pada saatnya. Soal ia kelak datang sebagai pangeran atau preman, liriklah lagi habitatmu selama menjadi jomblo
(Salah satu kutipan dari buku Cerita Pilu Manusia Kekinian, Edi AH Iyubenu)

*Subang, di gelapnya malam tanpa bintang, tanpamu.

#Day2
#RWCODOP2018
#Ramadan1439H
#OneDayOnePost

Jumat, 18 Mei 2018

Sirup Ramadan

Senin kemarin, tepatnya tiga hari sebelum puasa, saya, Sinchan, Sintia dan Yayu berencana masak lalu makan bareng di kos.
Di kos Mbak ya, kata Sincan suatu hari, memohon kepada saya.
Kebetulan saat itu kami giliran shift pagi, jam dua siang selesai kerja, meninggalkan gedung besar itu.
Yayu ikut Sincan pulang awal. Membeli sayur.
Sedangkan saya dan Sintia jalan kaki.

Panas menyengat, membuat tenggorokan kami kering, minta disiram.
"Mbak, beli es yuh," ajak sintia saat kami baru keluar dari gerbang utama. Di depan sana, banyak pedagang.
"Beli es kelapa muda di depan gang kos saya ya, di sini mah pake gula buatan," jawabku.
Gadis asli sunda itu mengiyakan.

Tak lama, kami tiba di tempat. Memesan dua bungkus. Seorang bapak sigap melayani, lalu menyerahkan dua bungkus putih bening. Saya merasa aneh saat menerima.

"Eh kok warnanya merah. Biasanya warna coklat, pakai gula merah. "

Sintia diam melihat saya berbicara seorang diri di sepanjang jalan.
"Mungkin ini sirup, Mbak. Ya, walaupun tanpa sirup pun es ini sudah manis karena susu kental, ya. Tapi untuk menambah manis kali."
"Iya, iya... "

Kami jalan ke arah kos, Sinchan dan Yayu sudah sampai. Ngeliwet, nyambel, lalap dan goreng tempe ikan, menu yang akan kami buat.

Entah ini makan malam atau makan siang. Kami sudah makan nasi yang disediakan oleh perusahaan pukul sebelas. Heuheu. Makan bareng sebelum puasa, kata mereka.

(Cerita ngeliwet, saya lanjut di lain waktu ya. Hehe)

BTW, sirup sebagai penambah manis dalam es kelapa. Ada hal yang bisa dilakukan saat Ramadan. Agar Ramadan makin manis (utama). Salah satunya membaca Al Quran. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kita, umatnya. Semoga beliau mengakui kita sebagai umatnya. aamiin.

Membaca Al Quran akan mendapat sepuluh kebaikan setiap hurufnya. Sedangkan amal yang dilakukan pada bulan berkah ini akan dilipatgandakan. Waw!
Jadi, yuk... Gunakan satu bulan ini dengan baik. Semoga khatam, lalu khatam lagi dan khatam terus.

Rawabadak, Subang di malam tanpa bintang
#RWCODOP2018 #Day1 #OneDayOnePost #Ramadan1439H

Kamis, 17 Mei 2018

Malam 1 Ramadan 1439 H

Alhamdulilaah, bulan mulia telah tiba. Siapa yang tidak bahagia dengan kedatangannya? Tidak ada.

Malam ini, malam pertama salat tarawih. Saya salat di Masjid terdekat kos. Hanya melewati satu rumah. Sangat dekat.

Ya, walaupun saya dan kedua teman telat dua rakaat. Karena belum makan malam.

"Eh, nanti penuh ga, ya? Ada tempat buat kita ga?"
Tanya temanku, disaat masih makan.
"Ga, kok. Biasanya kalau salat wajib sepi. Cuman anak-anak doang," jawabku sembari mengunyah beberapa sisa makanan.

Temanku malah nyengir.

Selesai makan, kami bergegas wudu dan pergi ke Masjid. Dan ternyata jamaahnya full, sampe ke halaman. Macam salat ed saja, batinku.
Akhirnya kami langsung masuk barisan pertama di rumput hijau depan masjid, yang kebetulan kosong.

Temanku yang kebetulan pulang kerja jam 16:30 sudah mulai mengantuk saat wiridan salat Isya.
Hihi. Kasian sih. Untungnya saya bagian shift satu, jam dua siang sudah keluar pabrik. Saya sengaja tidur untuk bekal tarawih. Hehehe.

Tak lama, setelah delapan rakaat dengan empat salam, tiba-tiba suara dari corong masjid memipin doa.

"Lha, tarawihnya sebentar, ya"
"Ya ga papa, memang diperbolehkan kok," jelasku.
"Bersukur saja, kamu kan jadi ga terlalu capek."
Hehe. Dia kembali nyengir.

Ramadan adalah bulan ampunan. Setiap manusia pernah melakukan dosa, baiknya sering istighfar di hulan mulia ini.

Ramadan adalah bulan kasih sayang. Allah akan menyayangi orang-orang yang lebih mendekatkan diri pada-Nya.

Semoga di ramadan ini, kita lebih bisa menjadi orang yang bertakwa. Orang-orang yang bukan hanya mendekatkan diri pada Allah, tapi juga berbuat baik --lebih banyak-- dengan sesama.

Perumahan Graha Kencana 2 Subang, 22:59 WIB

*onedayonepost

Kamis, 19 April 2018

Pesan untuk Anggun

Hai, Nggun. Salam kenal, beberapa menit yang lalu aku telah menyelsaikan baca kisahmu (Novel Kafe Serabi)

Jujur, aku iri padamu. Sikapmu yang anggun sesuai namamu membuat orang-orang betah saat bersamamu. Belum lagi, kamu punya kedua sahabat yang setia.

Kekurangan fisikmu tertutup oleh kebaikan-kebaikan yang kau punya.

Aku belajar banyak darimu. Salah satunya, saat menghadapi orang yang membenci kita. Kau tunjukan sikap yang mungkin orang jarang bisa melakukannya. Hingga orang tersebut menjadi baik kepadamu.

Ijinkan aku berkata jujur sekali lagi ya.

"Terkadang dibutuhkan keegoisan dalam menjalin hubungan"

Seburuk apapun masa lalu, ia akan hilang jika seseorang mau berusaha berubah. Kenapa kau tak sudi mendampingi orang yang ingin berubah lebih baik? malah kau meninggalkannya begitu saja.
:(

Walaupun pilihanmu menunjukan ke jalan menuju cinta sejatimu. Ya, akhirnya kamu menemukan sosok pria yang berani hingga menghalalkanmu. Apa kamu tetap Ndut? Hihihi. Diet dong, biar kecantikanmu bertambah.

Mungkin itu saja pesan untukmu, Nggun :)

*onedayonepost

#RCO

Jumat, 13 April 2018

Menengok Blog Kak Raisha

Kali ini aku berkesempatan untuk menengok nama blog "DUNIARAISHA"
Sesuai namanya Raisha  ( https://duniaraisha.wordpress.com)

Aku sudah suka saat pertama kalinya melihat tampilan utama. Warna dan tema yang dipilih sederhana. Ditambah jargon blognya "Menikmati Sebuah Proses" Artinya pemilik blog ini mengajak pembaca untuk selalu bersyukur.

Diksi yang dipakai pun tak kalah memanggil hatiku. Cantik, mewah dan ah susah menjelaskan. Setiap tulisan terdapat sebuah foto. Hal ini akan menambah pembaca betah, termasuk saya.

Untuk lebih berwarna, mungkin Kak Raisha bisa juga menulis kegiatan sehari-hari lalu ditutup dengan hikmah. Supaya pembaca tidak hanya menikmati diksi yang tidak sederhana tapi hikmah yang akan membuat pembaca berhenti sejenak dalam riuhnya alam fana ini (Duh, nulisnya bertele-tele banget nih Mbak Nur, bilang aja merenung. Kan simpel. Hihi)

Terima kasih Kak Raisha sudah menjamu saya dengan tulisan yang keren. Mohon maaf lancang memberi masukan. Semoga berkenan dan salam kenal ya:)

#RCO #tugasbonus #onedayonepost

Minggu, 08 April 2018

Review Nostalgia Biru

Judul Buku: Nostalgia Biru
Penulis:  Heru Dkk
Penerbit: Embrio Publisher
Jumlah Halaman: 176
ISBN: 978-602-51180-5-0

Sebelum buku ini terbit, saya sudah menebak, isinya pasti keren. Pasalnya tulisan di blog para penulis sudah memuaskan saya. Apalagi di buku?! Wah pasti lebih keren, batinku.

Reuni? satu kata, tapi berjuta rasa. Tulisan dalam buku ini mewakili. Terkadang saya mau menangis, takut, gemes, senyum manis hingga termenung. Manggut-manggut mengabsen sebuah makna setiap kalimat.

Buku ini dibuka dengan kisah Sundari dan Tedjo. Dua tokoh yang hidup di zaman dulu. Zaman di mana Negeri kita belum merdeka. Ada darah dan luka demi cinta.

Tokoh Minah dalam cerpen Setelah Reuni, seorang perempuan ndeso mengalami kisah menakjubkan saat reuni. Membuat pembaca speechless dengan keluguannya. Ia mendapatkan kekuatan cinta lebih setelah reuni. Penulis berhasil menggambarkan keromantisan Minah dan suaminya. Geli. Hihihi

Satu lagi! Adalah tulisan dari Mbak Winda, berhasil memanjakan mataku. Tempat cerita di sebuah kendaraan umum. Tokoh-tokoh dalam cerita, ia gambarkan sangat jelas. Ah, rasanya, aku ikut duduk di kendaraan tersebut. Menyimak obrolan mereka. Melihat gerakan mereka. Lalu, aku melongo dengan ending ceritanya. Kereen, Mblo!

Masih banyak kisah lainnya dalam buku ini.  Kisah yang akan memberimu jutaan rasa dan makna.

Selamat memburu buku:)
Selamat membaca:)

*onedayonepost

Senin, 02 April 2018

Akhirnya Aku Ikut RCO

https://nurmusabikah.blogspot.co.id/2017/09/rco.html?m=1

Tulisan ini adalah kenangan. Tentang impian bersama teman-teman. Tapi pupus ditengah jalan. Sekarang kurajut kembali, bukan sekedar angan.

Sudah selesai baca linknya? Hehe
Ya, aku nggak lulus RCO pertama, karena suatu hari, jumlah halaman yang kubaca kurang. Dengan berat hati, aku pun diremove.

Aku sengaja ikut RCO 3. Supaya aku disiplin baca buku setiap hari.

Di kos hanya ada sedikit buku. Ada buku baru, tapi sudah aku baca. Ada buku lama, sudah dibaca juga. Ah, itu hanya alesan, bisikan dari si setan. Heuheu.

Kan ada ebook di hp toh? aku bisa saja baca di mana dan kapan saja. Mataku kalau lama-lama lihat ponsel, cepet capek, terkadang berair macam motong bawang.

Eh, bukannya aku sedang fokus garap naskah? Buku-buku yang dibaca harus berkaitan dengan referensi naskah dong? Sudah sudah ga usah ikut RCO! Susah bagi waktu!
Suara setan semakin ramai, datang pergi ke pikiranku.

Aku buru-buru mengusirnya.

Woy...! Jangan ajak aku jadi pemalas:')

**

Membaca adalah jodohnya menulis. Membaca adalah pintunya menulis.

Bagaimana bisa menulis, jika pintunya pun tak dilewati?
Yuk, Membaca :)

#onedayonepost
#rcotiga

Kamis, 29 Maret 2018

Rahasia Sukses

Judul: Semua Orang Pasti Sukses
Penulis: Andi Ulfa Wulandari
Penerbit: Araska
ISBN: 978-602-300-439-3

Siapa sih yang nggak mau sukses?
Semua orang pasti menginginkannya. Tapi tidak banyak yang mampu meraihnya. Hanya mereka yang sabar menjalani setiap tangga menuju kesuksesan. Hanya mereka yang selialu berdo'a setiap langkah menuju kesuksesan. Hanya mereka yang tawakal menghadap pintu kesukesan.

Buku ini secara terbuka menjelasakan beberapa kunci untuk menggapainya. Bagi saya, buku ini bukti dari penulis sendiri, bisa menerbitkan buku tunggal di usia mudanya. Walaupun punya kesibukan yang cukup banyak, antara tugas menjadi istri dan kuliah.

Nasehat paling manjur  malalui cerita. Buku ini pun terdapat banyak cerita, kisah dari orang-orang sukses, termasuk pengalaman penulis sendiri. Dan beberapa ada kisah sahabat Nabi.

Cung, siapa yang tahu kisah dibalik sosok bernama Ibu Susi, Menteri perikanan RI? Siapa yang tahu bagaimana kisah perjuangan Imam Sudais, hingga bisa menjadi imam besar Masjidil Haram? 

Ini sedikit dari banyak cerita dalam buku wanita asal Sulawesi.

Setiap orang sukses punya rahasia masing-masing selama dalam proses. 

Waktu, salah satunya. Hal yang sangat dekat dengan kesuksesan atau sebaliknya.

"Time is breath (waktu adalah napasmu). Membuang-buang waktu bearti membuang embusan napas, jika telah enyah, begitu pula dengan waktu."
-Andi Ulfa Wulandari-

Dan masih banyak lagi rahasia-rahasia orang sukses dalam buku ini.
Selamat berburu buku:)
Selamat membaca:)

#onedayonepost


Minggu, 18 Maret 2018

Arwa: Khimar Modis dan Syar'i

Perempuan cantik itu perempuan yang tampil anggun dengan busana  serba tertutup. Rambut tidak diuraikan. Kaki putihnya dibungkus rapih. Lekukan tubuhnya tidak nampak. Semua anggota tertutup kain selain dua anggota tubuh. Muka dan tangan.

Zaman sekarang, tidak ada alasan untuk tidak berhijab. Model hijab sekarang lebih berwarna. Dari segi empat, pashmina hingga instan. Tiap muslimah bebas memilih hijab sesuai dengan keinginan. Eit, asal kan tetap Syar'i ya:)

Nah, ini nih salah satu produk hijab dari Gerai Rosmala yakni khimar Arwa. Khimar ini sangat nyaman dipakai, adem, ringan dan jatuh karena terbuat dari bahan ceruti ultimate.

Model khimar ini tanpa pet, sangat simpel. Cocok banget untuk ukhti yang tidak suka lama depan cermin, hanya untuk merapihkan bagian tepi wajah.

Jika dilihat dari belakang, samping dan depan, khimar ini makin terlihat anggun. Karena khimar ini double layer. Ada dua warna lho!
Perpaduan warnanya sangat cantik. Antara gelap dan terang.

Dan satu lagi, Khimar ini cocok buat ukhti yang yang ingin  tampil modis tapi tetap syar'i.

Info lebih lanjut boleh hubungi: 081320917677, 0811327677
FP FB: Gerai Rosmala
Atau hisa lihat produk lqinyya di https://gerairosmala.com

Sabtu, 03 Maret 2018

Nasi Bebek Halal di Hong Kong

Bicara bebek, pasti dibenak kita muncul sederet nama. Mulai dari bebek goreng, bebek bakar, bebek penyet sampai bebek geprek.

Hehe

Bebek yang kutulis kali ini adalah bebek panggang.

Jika kamu berkesempatan melancong ke Hong Kong, Cobalah menu yang satu ini! Jangan tanya rasa, aku pastikan tidak bisa lupa deh. Aku sendiri, baru nyobain bebek dipanggang, tapi daging dan kulitnya basah.  *keliatbangetorangndeso

Namanya juga belusukan di Negeri mayoritas non muslim, wajar dong kalau kita cari kedai makan halal. Nasi bebek ini salah satunya. Jika dalam Kantonis Siu ngab Fan. Siu ngab artinya bebek dan Fan itu nasi.

Di mana pun kamu tinggal, kamu bisa mengunjungi tempat tersebut dari Stasiun MTR --sebutan untuk kereta listrik-- Causeway Bay exit A (Time Squere). Dari sana kamu jalan menuju pasar tradisional Wanchai sekitar lima menit (lihat foto atau google map). Pasti kamu akan melihat sebuah gedung 'Bowrington Road Cooked Food Centre' (lihat foto).

Setelah masuk lewat pintu utama, kamu naik eskalator. Lapak sayuran, makanan ringan juga beberapa toko pakaian menyambutmu. Eit... Ada juga toko Indonesia, kamu bisa beli minuman untuk dibawa. Beberapa kali aku ke kedai, selalu bawa air sendiri. Karena minuman di sana rata-rata bersoda atau minuman dingin lainnya --minuman kaleng.

Lanjut ke jalan yang menghubungkan ke gedung sebelah (kalau lihat dari luar seperti jembatan).

Taraa.....

Kedai-kedai makanan berjejer rapih. Meja bulat yang besar menghiasi dan dikelilingi kursi sederhana. Kamu bingung? Tenang, gampang kok bedainnya, karena kedai tersebut ada tulisan halal dengan huruf Arab. Hehe. Nama kedainya "Wai Kee"

Nah setelah itu kamu tinggal pilih duduk sesukamu. Tapi pasti ramai deh, beberapa kali aku ke sana harus celingak-celinguk dulu nyari kursi kosong. Setelah dapet, tinggal pilih menu yang ada di selembar kertas.
Banyak pilihan kok. Stim ayam, kari wuton, kari sapi, kari ayam, stim ikan dan lain-lain.

Tapi jika kamu mau nasi
bebek, pesan saja "Roast Duck Rice" atau kalau dalam bahasa kantonis Siu Ngab Fan. Eh, diatas sudah disebut ya. Ups!

Tinggal panggil deh pelayannya. aku biasa manggil dengan a suk/suk-suk yang artinya paman. Dan tunggulah pelayan datang. Sabar ya.   Hehe.

Banyak sekali jenis bebek yang dimasak serupa di restoran-restoran Hong Kong. Lho kenapa harus ke Wai Kee? Selain halal (wajib ini mah),  harganya cukup murah dengan nasi yang lumayan banyak.
Terkadang aku ga habis tuh, saking banyaknya nasi.

Selain itu, rasanya khas karena menggunakan kecap yang beda dengan tanah air, perpaduan asin dan manis membuat sensasi lidah kita. Dagingnya yang empuk menambah kelezatan. Walapun menurutku tampilannya sangat sederhana. Gundukan nasi ditambah potongan bebek dan tumis sawi hijau. Dan dikucur sedikit kuah atau bisa disebut kecap. Entahlah apa namanya:)

Duh, aku jadi mau ke sana lagi. Hihihi.

Ya Allah, aku lupa sesuatu. Harga! Kamu hanya mengeluarkan $46 saja untuk mendapatkan satu piring nasi bebek. 

Selamat makan, jangan lupa doa makan:)


***

alamat lengkap: Wing Kee Resturant
Shop 5,2/F Bowrington Road Cooked Food Centre, Browrington Road Market, Wanchai.
Buka dari 10am-6pm.

Selamat memasuki gerbang baru, semoga tambah berkah usiamu, Mbak:) www.dewiedean.com

Sumber foto: openrice.com

#blogtourgiveawaysukasuka
#onedayonepost

Senin, 05 Februari 2018

Cerita Karyawan Baru

Subang, salah satu kota di Jawa Barat juga sering disebut dengan kota nanas. Kota yang berbatasan dengan Bandung Barat ini tempat saya mencari lembaran rupiah. Tak terasa hampir tiga bulan.

Saya bekerja di perusahaan produksi sepatu. Tepatnya bagian operator, menjahit salah satu komponen sepatu.

Ada suka dan duka selama menjadi karyawan di perusahaan tersebut. Dukanya karena saya baru pertama kali kerja di pabrik. Jadi, bisa ditebak! Saya kaget melihat kondisi kerja yang super duper cepat untuk mencapai target. Ditambah dengan sikap sesama karyawan yang bermacam-macam. Bayangkan saja13.000 orang, hehe. Ada yang galak, cerewet, judes (ups!) dan lain-lain.

Dari awal daftar ikut melamar kerja,  pertanyaan yang saya kurang  suka adalah usia. Masa iya, pas saya jawab, mereka tidak percaya. Malah nuduh bohong. Duh!

Nih saya cerita ya.
Seperti perusahaan lainnya, kami diwajibkan pakai seragam hitam putih saat tes psikotes. Layaknya orang sekolah, kami duduk rapih di barisan kursi dalam ruangan yang cukup besar. Tepatnya, kantin. Hehe Iya, menurut karyawan lama, tempat tersebut  biasa digunakan tes untuk calon karyawan baru.

Selesai tes, masih dalam posisi duduk, kami berbincang. Saling sapa.

Lulusan tahun ini ya, Teh?
Bukan. Aku sudah lama lulus

Tahun 2016?

Bukan.

Serius? Bohong ya?

Heehehe. Ujung-ujungnya saya meringis layaknya kuda.

Saya sengaja tidak menjawab. Pasti terjadi seperti sebelumnya. Obrolan semakin panjang tapi mbulet. Heuheu

Masa sih Teh? Tapi kok lihat mukanya bla bla bla....

Ada juga yang bilang begini:

Kok seusia teteh, belum nikah?

Duh! Pokoknya puanjang, terus- terusan nanya.

Ga bisa ngebayangin deh, raut muka saya bagaimana saat itu. Antara Geer, malu dan minder.

Gimana ga Geer coba, orang muji blak-blakan. Hehe
Tapi, oke lah. Khusnudzhon saja, bisa jadi mereka sedang memuji makhluk-Nya. Iya, saya! makhluk yang berlumuran dosa.
(tiba-tiba inget dosa, astaghfirullah. hiks)

Malu dan minder juga. Tapi oke lah! Anggap saja itu sebagai nasehat. Mungkin sikap saya kurang dewasa. Mungkin penampilan saya kurang dewasa.

Memang, usia karyawan di sana mayoritas lulusan SMA. Atau usia 23-an itupun sudah menikah dan punya anak.  Lha aku? Hhhhhh

Ada yang pernah mengalami hal serupa? Semoga bisa menjadikan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik :)

Rasanya pengen banget, bilang sama mereka, "Plis... Jangan lihat cover dong!?*#^."

#onedayonepost
#Februariberseri
#10harimenulis #hariketiga

Sabtu, 03 Februari 2018

Untuk Kamu yang Belum Ikhlas

Untuk kamu
Siapa pun
Di mana pun.

Menurutmu dengan tidak bersamanya, bisa menambah rasa sakit?
Menurutmu dengan bersamanya, bisa menyembuhkan rasa sakit?
Dan berakhir bahagia?
Salah.

Mengenalnya adalah bagian episode dalam hidupmu.
Tidak bersamanya adalah skenario-Nya.

Jika suatu hari kamu melihat nama kotanya
Jika suatu hari kamu berjumpa dengan tanggal lahirnya
Jika suatu hari kamu melihat semua hal tentangya, Jangan biarkan rasa itu menjalar panjang. Agar hilang, dan tak terkenang.

Salam kenal
Dari aku, yang tak mengenalmu.

Subang, 2 Februari 2018

#onedayonepost
#10harimenulis #harikedua #februariberseri

Kamis, 01 Februari 2018

Sosok itu Rindu

Judul buku: Lebih dari Rindu
Penulis: Aby A.Izzuddin
Penerbit: Wahyu Qolbu
ISBN: 978-6026358-38-7

Tema rindu tidak akan bosan untuk dibahas. Mungkin ini salah satu alasan penulis menerbitkan buku.

Beberapa orang yang mempunyai masa silam buruk, ia ragu untuk melangkah ke pintu pernikahan. Merasa tidak pantas untuk pasangannya. Ia akan mengurungkan niat, menunda salah satu ibadah yang dianjurkan Nabi.

Dalam salah satu bab, ada sindiran terkait situasi tersebut. Mengajak pembaca menyadari apa yang dilakukan tidak benar. Lalu ada trik mengolah rasa dengan baik.

Selain isi tulisan, saya tertarik dengan covernya. Seorang muslimah mengendarai sepeda  melintas di jalan tepi pantai. Sekali lagi saya terpukau!
Eit. Jangan pikir buku ini khusus perempuan ya. Buku ini juga cocok untuk laki-laki. Khususnya mereka yg ga berani melamar. Hehe

Hai, Mas! Pernah ga sih melihat perempuan yang ketika disapa menampakan wajah kurang enak dipandang atau judes? Hehe. Nah buku ini menguraikannya secara terbuka.

Mbak... Mbak... Pernah ga sih menyaksikan seseorang yang mencintaimu. Tapi ia masih belum berani menghadap bapakmu? Buku ini pun membahasnya. Jadi, buku ini tidak menyudutkan salah satu pihak. Artinya, tidak ada istilah: Perempuan makhluk baper, laki-laki makhluk caper

Dan masih banyak lagi jawaban atas kejanggalan yang dialami pemuda-pemudi zaman sekarang.

Memang, banyak sekali yang menuliskan buku sejenis. Tapi menurut saya, buku ini salah satu bacaan yang nikmat. Ngalir, mudah dipahami walaupun diksinya tak pernah absen setiap halaman.

"Yaa Allah, Sebagaimana Engkau menyelesaikan cerita di antara kami, maka selesaikan urusan di antara hati kami."
(Halaman 102)

Subang, 1 Februari 2018

#onedayonepost

THEME BY RUMAH ES