Kamis, 31 Mei 2018

Tulisan Tentang Teman

Tak mudah untuk kita, sadari... Saling mendengarkan hati...
(Nidji)

Bicara teman, aku sering kesulitan mengartikannya. Entahlah😅

Dari teman, terkadang aku belajar dewasa. Gini, aku pernah punya teman ga punya ibu, ada ayah tapi sudah punya istri lain. Jadi, komunikasi sama ayahnya kurang. Temanku ini usianya lebih banyak dariku. Tapi sifat, sikapnya kayak anak kecil. Aku pun sempet ill feel. Setelah tahu kondisi sebenarnya, aku pun berusaha menyikapinya secara dewasa, berkata bijak dll. Hihi. Aku pikir wajar saja dia bersikap demikian, karena memang kurang mendapat kasih sayang dari kelurga. Ia butuh kasih sayang dari pertemanan. Ya, aku. Heuheu

Dari teman, aku belajar tentang hubungan saudara kandung. Aku punya teman, dia anak paling bungsu. Kalau mendengar cerita tentang keluarganh, aku bisa menyimpulkan, bahwa memang seorang kakak itu harus jadi teladan buat adik-adiknya. Secara, aku anak paling gede, ada pelajaran yg bisa kuambil menjadi seorang kakak, seperti temanku yg terinspirasi oleh kesuksesan kakaknya. Aku pun harus bisa menjadi inspirasi adik-adikku. Semoga.

Dari teman, aku belajar saling mengerti. Jika ada kesempatan untuk berkumpul, ada saja obrolan gini:
- Si A kok ga datang ya, kenapa?
+ Ibunya sedang sakit, dia jaga ibu di rumah.

- Si C kapan tuh nikahnya?
+ Dia kan anak pertama, baru aja lulus. Masih punya tanggungan adik-adik, mungkin dia mau fokus kerja buat keluarga dulu.

+ Kamu, kenapa sih jarang like statusku?
- Aku baper, like postingan foto bareng sama teman-temanmu yang cantik itu. Nanti rinduku padamu nambah bertambah.
+ Hihi... Cemburu ya? sayang dong sama aku
- Tau ah!

Ya, dari mereka aku belajar saling mengerti, memahami dan menghargai, menjaga hati.

Dari teman, aku belajar bersyukur. Ya, ketika teman-teman sudah tidak mempunyai orang tua lengkap. Itu membuatku harus lebih berbakti kepada kedua orang tua.

Hm ga ada ujungnya kalau bahas teman. Di atas hanya secuil apa yang kurasakan dari sebuah pertemanan. Kita. aku dan temanku.

Kau sempurna...
Jadi bagian hidupku...
Apapun kekuranganmu...
(Nidji)

*Kota Nanas, di bawah terangnya rembulan

#RWCODOP2018
#Ramadankarim
#Ramadan1439H

Selasa, 29 Mei 2018

Allah Tidak Tidur

"Makan yang banyak ah, biar nanti di tempat kerja ga lapar."

"Toh... Teman-teman, menganggapku puasa."

"Dia itu ya, udah tahu bulan radaman. Kok ga puasa."

"Sayang banget, puasanya kalau ga salat."

"Dia ini puasa ga sih, marah-marah terus."

Pernyataan-pernyataan ini mungkin pernah kita lontarkan. Seakan-akan kita tak menyadari kehadiran-Nya.
Seakan-akan kita lah yang lebih baik dari yang lain.

Allah mengawasi terhadap apa yang kita lakukan. Allah pun menutup aib kita dengan sangat rapat. Ia memberi waktu untuk kita memperbaiki kesalahan.

Makan siang hari di bulan ramadan, sama saja menganggap-Nya tidak melihat.

Menilai amal seseorang, sama saja menganggap diri ini paling baik. Hanya Allah yang menilai amal seseorang.

Allah tidak tidur. Karena salah satu sifat Allah Mukholafatul lil Khawadisti, artinya berbeda dengan seluruh makhluk. Dan tidur adalah salah satu sifat dari makhluk.

*Rawabadak, di sudut kamar kos.

#RWCODOP2018
#Fastwriting
#Nasihatdiri

Minggu, 27 Mei 2018

Sahur: Makan Spesial dalam Satu Tahun

Siapa yang benar-benar menikmati makan sahur? dengan kondisi tubuh lemes, mata masih sepet (salak kali!) dan belum sadar penuh. Saya pun harus mengakui, bukan saya. Hiks

Tak terasa pekan pertama terlewati, semoga makin semangat segala ibadahnya, salah satunya sahur.

Sahur, makan pagi hari sebelum waktu shubuh tiba, sebulan dalam satu tahun. Spesial kan? Iya. Tapi, ada saja yang malas melakukan aktivitas ini, contohnya saya. Hehe

Berikut saya bagi tips, supaya tetap semangat saat sahur:

1. Mandi
Jika waktu memungkinkan, bangun tidur segera mandi lalu salat tahajud. Dijamin seger! Sahur pun jadi semangat. Ini pengalamn saya saat dapet shift dua, pulang kerja sekitar pukul 22:15, setibanya di kos, saya langsung tidur (ga sengaja) dan belum salat isya. Alhamdulilahnya Allah bangunkan saya sebelum habis waktu isya. Sekitar jam dua. Alhasil saya mandi. Seger! sahur pun jadi semangat.

2. Percaya atau tidak, gadget ngaruh besar. Siapa yang bangun tidur, ga langsung tengok benda ajaib ini? Hehe. Gadget membuat mata terbuka. Apalagi kalau sudah  berselancar ke sosial media. Gunakan saja kesempatan ini supaya sahurnya semangat, ga ngantuk. Namun, tidak perlu kelamaan nanti keterusan, ga fokus makan dan teman sebelah. Hehe

3. Wudhu
Ya, walaupun ga mandi, biasakan wudhu. Supaya wajah kita cerah. Lebih utama lagi, salat dua rakaat:)

4. Sadar akan keutamaan sahur

Sahur itu sunah. Waktu sahur adalah berkah. Waktu sahur adalah waktu mustajab doa-doa kita. Jika kita punya kesadaran tentang hal itu, tidak ada rasa malas ketika bangun sahur. Semoga.

#RWCODOP2018
#Nasihatdiri

Rawabadak, dalam terangnya bulan :)

Belanja di Bulan Ramadan

Belanja merupakan aktivitas menyenangkan sekaligus menguras tenaga. Kegiatan ini sangat dekat dengan wanita. Hehe. Ayo, ngaku?!

Apalagi di bulan puasa, kegiatan ini dilakukan setiap hari, belanja sayur mayur buat persiapan buka dan sahur. Belum lagi menjelang beduk maghrib tiba,  orang-orang berbondong menyerbu pedagang kolak -makanan manis- atau es. Nah kan belanja lagi?!

Menyambut lebaran pun tak luput dari belanja. Baju, kerudung, peci, sarung, dan jenis pakaian lainya harus baru. Iya kan? Hehe
Eh makanan! Ya, lebaran rasanya tak lengkap dengan suguhan spesial. Bikin ketupat, opor, berbagai macam kue kering, bolu, puding, dan lain-lain.

Boleh saja sih, toh itu sebagai hadiah untuk anak atau adik bisa puasa sebulan penuh di bulan ramadan. Tapi kalau berlebihan? Kurang baik juga. Tulisan ini nasihat untuk diri saya dan kelaurga.

Mumpung ramadan, bulan dilipatgandakan segala amal, baiknya belanjakan saja harta kita untuk mereka yang membutuhkan. Nabi pun menganjurkan untuk umat-Nya, bahwasanya siapa saja yang memberi sebutir kurma atau seteguk air untuk orang yang berpuasa maka Allah akan memberikan pahala.

Di kampung saya, orang-orang pada ngasih makanan atau snack dan minuman kepada masjid atau musala. Untuk nanti dibagikan kepada jamaah tarawih. Bisa jadi, apa yang mereka lakukan  adalah bentuk sedekah di bulan penuh barokah.
Semoga.

Jadi? Tunggu apalagi? Ayok Belanja di bulan ramadan, membelanjakan harta di jalan-Nya:)

#RWCODOP2018
#Onedayonepost

Rabu, 23 Mei 2018

Tadarus-an

Tadarus-an
Oleh: Nur M

Satu bulan lamanya Engkau memanjakan
dengan segudang keutamaan, menjanjikan
dengan ampunan
dengan rahman, pahala dilipatgandakan

Setiap insan menyambut Nuzulul Quran
Kitab panutan
Kitab akhir zaman
Membacanya, mengkhatamkan

Corong setiap rumah-Mu bersautan
menyuarakan
melantunkan
Kalam-Mu  yang menawan

Terima kasih, Tuhan
Engkan beri kami, ramadan.
.
Rabu, 7 Ramadan 1439 H
.

#RWCODOP2018
#Ramadankarem

Selasa, 22 Mei 2018

Takjil dan Sabar

Nikmat yang agung ketika hari pertana puasa tiba, saya giliran shift pagi. Selain bisa tarawih, juga bisa bukber di kos. Konon, menurut karyawan lama saat buka puasa di pabrik, ngantrinya panjang. Iya lah, bayangkan ribuan karyawan tumplek dalam satu tempat. Biasanya jadwal makan selain bulan puasa, dibagi. Ngantri, tapi ga panjang.

Nah siang itu, sepulang kerja  saya dan teman satu kamar, langsung tepar. Kecapekan. Karena ga pasang alarm, pukul setengah lima  kami baru bangun. Sontak kami kelimpungan. Belum salat, belum belanja sayuran.

Setelah salat dan mandi, akhirnya kami memutuskan untuk beli lauk yang sudah masak, tak perlu repot. padahal kami tipe orang yang suka masak, apalagi numis sayuran.

Meluncurlah kami ke tempat beli penyegar. Es? Ya. 

"Kenapa sih beli es kelapa muda di sana? kan di sini dekat. "
saya request kepada teman.

"Di sana pakai air kelapa asli, " jawabnya meyakinkan.

Sebelum ke tempat, kami memesan ayam bakar dan goreng, nanti sekembalinya, tinggal ambil saja.

Ibu pelayan pun mengangguk, mengiyakan. Menanggap apa yang kami utarakan.

Kurang lebih sepuluh menit, kami jalan kaki. Setibanya, antrian pun lumayan panjang. Saya bertemu teman lama, teman satu angkatan pas training kerja. Kami ngobrol. Tapi ga lama, pesenan kami datang.

Angin sore dan semburat senja memanjakan kami. Membuat kami menikmati perjalanan tanpa kendaraan. Sesekali kami menengok, khawatir, karena banyak kendaraan roda dua berseliweran cepat di pinggir jalan.

Gerobak penjaja makanan di jalan, samar tak terlihat karena sekerumunan orang menutupi. Apalagi macam es buah, jus dan semacamnya.

Tak terasa kami sampai di sekerumunan  gerobak hijau bertuliskan "Sedia ayam dan ikan bakar" Kami pun langsung meminta pesanan sama ibu berkerudung biru itu. Jawabannya membuat kami tercengang.

"Maaf ya, saya lupa tadi siapa yang pesan. Jadi bungkusan punya kalian, saya kasih ke orang lain."

Deg! Yaampuuuun.

Ibu pelayan masih saja sibuk melayani orang-orang yang baru saya lihat. Ya mereka datang setelah keprgianku, beli es kelapa.
Entah kapan ia akan melayani pesanan kami.

"Ya sudah, Bu, kami pulang ke kos dulu. Salat dulu, nanti  kami kembali, jangan lupa tiga bungkus ya, Bu."

saya mengingatkan ulang, sebelum saya benar-benar pergi, memunggung gerobak dan orang-orang di sana.

Jujur, saya kesal banget. Hihi. Apalagi berbuka itu harus ditakjilkan, dipercepat, disegerakan, tidak ditunda. Kami pun segera pulang ke kos. Membatalkan puasa kami dengan seteguk air putih, lalu menyantap segarnya kelapa muda. Walaupun jengkel, saya berusaha sabar (ciee), tidak marah pada ibu pelayan. Bukannya hakikat ramadan itu menahan hawa nafsu?
.
Kota Mangga, di siang tanpa terik matahari.

*onedayonepost

Sabtu, 19 Mei 2018

Nikah, Bukber Ala Jomblo

Bukber, buka bersama saat azan maghrib tiba. Hmm, hingga jari ini menyentuh keyboard, belum terlintas tentang bukber. Apalagi yang paling berkesan. Lupa:(
Hm, kapan ya? Dimana? Dengan siapa? Oke, daripada ngulur waktu, sata cerita saja deh.
Bukber yang -mungkin- paling berkesan, ketika saya tinggal di sebuah penjara suci. Wew! Hehe iya, kami biasa menyebut dengan nama itu. Ya, saat itu saya nyantri di Cirebon.
Bulan ramadan kegiatan pondok libur. Libur sekolah madrasah, hafalan nadzoman, setor baca kitab, menggunakan bahasa tertentu di hari yang ditentukan dan seabrek kegiatan pondok lainnya.
Karena ramadan bulan berkah, kami berburu berkah dengan mengkaji kitab klasik atau kitab kuning karangan Ulama Nusantara hingga luar nusantara. kami biasa menyebutnya ngaji pasaran.

Tiap waktu ada jadwalnya. Tergantung para santri ingin ikut yang mana.

Kenetulan saya selalu ikut jadwal ngaji ba'da ashar. Selesai ngaji,  kurleb jam lima, kami pulang ke kamar masing-masing. Ambil uang, lalu ngantri di koperasi beli lauk-pauk. Bukan ngantri lagi ini mah tapi saling berdesakan. hihi. Gerah, berisik. Belum lagi, koperasi sangat dekat dengan tempat pengambilan nasi. Bolak-balik santri yang belanja dan sedang piket berpapasan. Oh ya, kami  punya jatah makan dari pondok, satu kotak nasi. Hanya saja, lauk pauknya kurang nyaman dilidah, jadi mau tak mau, kami harus beli tambahan lauk di koperasi.
Ye, tak lama, saya sudah mendapatkan laukan. Bergegas ke kamar, beberapa teman sudah melingkar di kamar masing masing.

Azan berkumandang, kami memakan takjil berupa makanan manis, saya biasa beli kolak pisang. hehe. setelah perut sedikit terisi, kami ke musala, ikut jamaah salat maghrib. Selesai, kembali ke kamar, dan makan bareng. Nikmatnya...
Walaupun jauh dari orang tua, teman-teman satu kamar bisa menggantikan keluarga di rumah. baitunnisa nama kamar saya.

Hehehe. Mana cerita bukber terkesan kalian?

Sebagai penutup tulisan kali ini, izinkan saya sedikit berceloteh.
Bulan ramadan adalah bulan menahan. Bukan hanya nahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu. Betul?  ini mengingatkan saya dengan kaum jomblo. Siapapun.

Dalam aturan agama kita yaitu Islam, jika memang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah.

Jadi, kaum jomblo ini sedang berpuasa. Artinya menjaga diri dan menyibukan diri mencari nafkah. Hingga menjadi lebih baik. Kemudian ia akan menemukan pendamping halal mengarungi samudera kehidupan. Pintu pernikahan terbuka. Setelah ijab kabul, keduanya berbuka puasa bareng. Ya, bukber. Manis. Sangat manis. Menerima cinta dari-Nya.

Kamu jomblo? Semangat! Persiapkan hari bukber dengan sebaik-baiknya. Selamat berpuasa, Mblo:') Selamat menuju pintu pernikahan:')

Saat Tuhan mengeluarkan ayat yang menjamin setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan, seharusnya itu sudah lebih dari cukup bagi kita untuk percaya bahwa pasangan akan datang pada saatnya. Soal ia kelak datang sebagai pangeran atau preman, liriklah lagi habitatmu selama menjadi jomblo
(Salah satu kutipan dari buku Cerita Pilu Manusia Kekinian, Edi AH Iyubenu)

*Subang, di gelapnya malam tanpa bintang, tanpamu.

#Day2
#RWCODOP2018
#Ramadan1439H
#OneDayOnePost

Jumat, 18 Mei 2018

Sirup Ramadan

Senin kemarin, tepatnya tiga hari sebelum puasa, saya, Sinchan, Sintia dan Yayu berencana masak lalu makan bareng di kos.
Di kos Mbak ya, kata Sincan suatu hari, memohon kepada saya.
Kebetulan saat itu kami giliran shift pagi, jam dua siang selesai kerja, meninggalkan gedung besar itu.
Yayu ikut Sincan pulang awal. Membeli sayur.
Sedangkan saya dan Sintia jalan kaki.

Panas menyengat, membuat tenggorokan kami kering, minta disiram.
"Mbak, beli es yuh," ajak sintia saat kami baru keluar dari gerbang utama. Di depan sana, banyak pedagang.
"Beli es kelapa muda di depan gang kos saya ya, di sini mah pake gula buatan," jawabku.
Gadis asli sunda itu mengiyakan.

Tak lama, kami tiba di tempat. Memesan dua bungkus. Seorang bapak sigap melayani, lalu menyerahkan dua bungkus putih bening. Saya merasa aneh saat menerima.

"Eh kok warnanya merah. Biasanya warna coklat, pakai gula merah. "

Sintia diam melihat saya berbicara seorang diri di sepanjang jalan.
"Mungkin ini sirup, Mbak. Ya, walaupun tanpa sirup pun es ini sudah manis karena susu kental, ya. Tapi untuk menambah manis kali."
"Iya, iya... "

Kami jalan ke arah kos, Sinchan dan Yayu sudah sampai. Ngeliwet, nyambel, lalap dan goreng tempe ikan, menu yang akan kami buat.

Entah ini makan malam atau makan siang. Kami sudah makan nasi yang disediakan oleh perusahaan pukul sebelas. Heuheu. Makan bareng sebelum puasa, kata mereka.

(Cerita ngeliwet, saya lanjut di lain waktu ya. Hehe)

BTW, sirup sebagai penambah manis dalam es kelapa. Ada hal yang bisa dilakukan saat Ramadan. Agar Ramadan makin manis (utama). Salah satunya membaca Al Quran. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kita, umatnya. Semoga beliau mengakui kita sebagai umatnya. aamiin.

Membaca Al Quran akan mendapat sepuluh kebaikan setiap hurufnya. Sedangkan amal yang dilakukan pada bulan berkah ini akan dilipatgandakan. Waw!
Jadi, yuk... Gunakan satu bulan ini dengan baik. Semoga khatam, lalu khatam lagi dan khatam terus.

Rawabadak, Subang di malam tanpa bintang
#RWCODOP2018 #Day1 #OneDayOnePost #Ramadan1439H

Kamis, 17 Mei 2018

Malam 1 Ramadan 1439 H

Alhamdulilaah, bulan mulia telah tiba. Siapa yang tidak bahagia dengan kedatangannya? Tidak ada.

Malam ini, malam pertama salat tarawih. Saya salat di Masjid terdekat kos. Hanya melewati satu rumah. Sangat dekat.

Ya, walaupun saya dan kedua teman telat dua rakaat. Karena belum makan malam.

"Eh, nanti penuh ga, ya? Ada tempat buat kita ga?"
Tanya temanku, disaat masih makan.
"Ga, kok. Biasanya kalau salat wajib sepi. Cuman anak-anak doang," jawabku sembari mengunyah beberapa sisa makanan.

Temanku malah nyengir.

Selesai makan, kami bergegas wudu dan pergi ke Masjid. Dan ternyata jamaahnya full, sampe ke halaman. Macam salat ed saja, batinku.
Akhirnya kami langsung masuk barisan pertama di rumput hijau depan masjid, yang kebetulan kosong.

Temanku yang kebetulan pulang kerja jam 16:30 sudah mulai mengantuk saat wiridan salat Isya.
Hihi. Kasian sih. Untungnya saya bagian shift satu, jam dua siang sudah keluar pabrik. Saya sengaja tidur untuk bekal tarawih. Hehehe.

Tak lama, setelah delapan rakaat dengan empat salam, tiba-tiba suara dari corong masjid memipin doa.

"Lha, tarawihnya sebentar, ya"
"Ya ga papa, memang diperbolehkan kok," jelasku.
"Bersukur saja, kamu kan jadi ga terlalu capek."
Hehe. Dia kembali nyengir.

Ramadan adalah bulan ampunan. Setiap manusia pernah melakukan dosa, baiknya sering istighfar di hulan mulia ini.

Ramadan adalah bulan kasih sayang. Allah akan menyayangi orang-orang yang lebih mendekatkan diri pada-Nya.

Semoga di ramadan ini, kita lebih bisa menjadi orang yang bertakwa. Orang-orang yang bukan hanya mendekatkan diri pada Allah, tapi juga berbuat baik --lebih banyak-- dengan sesama.

Perumahan Graha Kencana 2 Subang, 22:59 WIB

*onedayonepost

THEME BY RUMAH ES