Rabu, 17 Februari 2016

Belajar Nulis


                Buruh Migrant Hongkong

"Pulang dari luar negri ko ga pangling ya,"sapaan pak Nasir,tetangga rumah.Aku tersenyum pahit,sakit rasa.
Sudah tidak asing lagi,Orang Indonesia setelah pulang kerja dari luar negri,apalagi hongkong,berubah tampilannya dari ujung rambut ke ujung kaki.Tapi,beda dengan ku.Dari dulu,selalu berbusana muslimah , tampil sederhana tanpa polesan muka.
  Delapan bulan kerja perdanaku di hongkong,karna majikan yang setiap hari di rumah ,tidak kerja dan suka marah,akhirnya aku minta ngbreak kontrak.Mendengar hal itu,majikan tambah marah,tanda masih mau aku krja dengan nya,walhasil aku mengalah dan berusaha kuat selama kerja.Hari hari yang di lalui selalu sedih,entahlah majikan marah karna sebab apa,ibunya suaminya juga kena marah,apalagi sama mertuanya,kena marah juga.Seorang ibu muda yang baru pertama kali punya anak dan dia tidak suka anaknya di manja,mungkin itu semua salah satu sebab dia pemarah.

Sebulan kemudian

  Siang itu panas mengguyur Long Ping,daerah tempat kerjaku.Setelah selesai makan seperti biasanya si kucing peliharan majikan jadi temanku.Nyisir bulu,ngasih makan,bersihin tempat tidurnya sudah biasa ku lakukan.
Suasana ruang tv terlihat janggal,ketika dhaidhai berpakaian rapih duduk anggun di sofa.Hampir saja ku sampaikan kejanggalan padanya,tapi tak urungi karena dhaidhai memanggil dan menyuruh duduk di sebelahnya.
Dengan sigap ku penuhi panggilannya dan duduk,siap mendengar apa yang mau di sampaikan.
     Langit hati runtuh,mulut tertutup rapat tak mau mengeluarkan suara ketika mendengar penjelasan dhaidhai mau memulangkan aku ke agent pada hari itu juga.Alasan tidak bisa gaji ,karena si baby sudah beranjak besar.
"Nawa , kamu jangan hawatir . Aku akan beri sejumlah uang semua hak hak mu,termasuk tiket kalau kamu mau pulang ke Indonesia,dan gaji bulan depan sebagai pengganti satu bulan notice,karna mendadak ",jelasnya pada ku.
Entah bahagia,atau sedih , aku bingung , setelah ini mau kemana.
    Tepat,10 Mei 2013 aku pulang kampung,majikan memberi semua hak hak yang harus di bayar.Mulai masuk kerja di majikan baru awal september ,jadi aku pilih nunggu visa di Indonesia.

#

" Teteh.....",suara adik memenggil dari dalam rumah,sedangkan aku sibuk merenung di teras setelah kepergian pak Nasir menyapa.
Harum bau masakan ibu membuat gesit masuk rumah dan langsung makan bareng mereka.
    Senja di ujung kampung,suara adzan maghrib menyusul , langit gelap terbentang di hiasi bunga bunga bercahaya,semuanya dapat ku nikmati,hati mekar menambah rasa syukur pada-Nya,alhamdulilaah 'alaa kulli haal .

#

  Hampir genap satu tahun aku kerja di majikan baru.Majikan yang super cuek mengijinkan beribadah selama di rumah.Walaupun kerja an seabrek gunung,tapi mereka tahu waktu waktu harus sholat.
       Bulan ramadhan tiba,aku menjelaskan ke mereka tentang hal puasa,mereka pun mengerti dan sudah paham.Mungkin sudah tau dari cece nya yg dulu,sebelum aku.Hal terawih pun ku sampaikan ke mereka,awalnya majikan ga mengijinkan , tapi setelah ku jelaskan bahwa terawih itu hanya setaun sekali dan di laksanakan tiap malam Ramadhan,walhasil majikan membolehkan aku pulang agak malam tiap libur di bulan ramadhan , lepas sholat tarawih,alhamdulilaah.Semua ini ku lakukan bertujuan untuk mengenal agama Islam sama mereka dan suatu saat nanti jika aku finish kontrak , majikan sudah paham gimna ibadah seorang muslimah , yang pasti majikan mengijinkan tarawih dan ibadah lainnya terhadap penggantiku kelak.Bukan hanya pengganti ku kelak yang kena imbas di ijinin ibadah,tapi setelah pengganti penggantiku dan seterusnya."Semoga saja",lirih do'aku.
"Aku bukan Buruh Migrant biasa ",gumam ku dalam hati, senyum bahagia mengembang.
    # 
   Waktu  kian merambat ke ujung nya,hingga tak terasa aku merasa seperti di anggap keluarga sama majikan.
"gila dia,majikan ga punya hati",celoteh dhaidhai di sela sela waktu makan malam sambil liat tv.Siaran berita tv di hongkong lagi marak masalah yang menimpa Erwiana,BMI yang kerja selama 8 bulan di siksa majikan,dan tidak mendapatkan hak hak nya.Kasus Erwia membuka mata dunia hususnya hongkong bahwa perdagangan budak modern itu nyata.
    Pagi ahad yang manis,se manis para wajah BMI menyambut hari libur.Setelan gamis cokelat pagi itu menemaniku.Sebelum sampai ke tempat pengjian aku melihat aksi para BMI yang tergabung dalam Jaringan Buruh Migran Indonesia Hongkong ( JBMI HK ) melakukan aksi solidaritas  " keadilan untuk Erwiana",mereka berkumpul di Sourthorn playground ,Wanchai.Siangya,aksi mereka di teruskan ke kantor pusat polisi & CGO ( Pemerintah hongkong ) menyampaikan tuntutan,di antaranya: segera investigasi kasus penganiayaan Erwiana dan hukum majikan.Lagi lagi aku menyadari kelebihan BMI hongkong,"mereka bukan Buruh Migran biasa".
   Ketika acara pengajian hampir selesai,panitia dan ustadz  mengajak para jamaah untuk istighosah dan doa bersama.Sungguh,tak bisa nahan air mata ini,ketika ustadz memimpin doa untuk keselamatan,kekuatan iman BMI selama hidup di negri rantau.Dari situ aku tersadar , begitu banyak nikmat yg di berikan Allah,Walaupun kita jauh dari mayoritas muslim tapi masih bisa beribadah.
      Suara merdu Qori'ah,suara merdu pelantun sholawat mengalir deras ke seluruh pembuluh darah,menambah kuat imanku.Dan untuk ke sekian kalinya aku menyadari kelebihan BMI Hongkong,"mereka bukan buruh migran biasa".

#

      Man jadda Wajada,berakit rakit dahulu berenang renang kemudian,27 Februari 2015 di pengadilan distrik Wanchai,majikan Erwiana di vonis penjara 6 tahun dan denda Hk $ 15 000.Kemenangan kasus ini berkat Erwiana yang berani menuntut keadilan dan dukungan dari teman teman BMI,JBMI dan seluruh lembaga yang mendampingi kasus dari awal.Aku menghela nafas lega melihat berita di Tv menyiarkan kasus kemenangan Erwiana."Kami bukan buruh migran biasa",tekadku dalam diri sambil menyetrika baju majikan.

                                         -  ☆☆ -

Tidak ada komentar:

THEME BY RUMAH ES