Jumat, 16 Desember 2016

Harum kampung

Tiga puluh menit sekali mobil itu datang. Aku dan nenek sudah menunggu lima menit lebih awal.

Jarak dari rumah ke terminal tidak jauh. Hari itu, tepat sayyidul ayyam. Ya, hari jum'at. Ada jadwal ke rumah yiko ( panggilan untuk anaknya nenek, laki-laki kedua dari beberapa saudara. Yi itu dua Ko sama aja dengan koko artinya abang ).

Untuk menuju kesana butuh waktu setengah jam. Biasanya, aku bawa buku bacaan atau alquran untuk mengisi waktu kosong selama perjalanan.
Kala itu, ada sesuatu yang beda.
Berhubung hari jum'at, aku mengaji Alkahfi. Karena hawatir jika nyampe rumah, tidak ada waktu. Karena banyak kerjaan.

Saat itu. Di sebuah salah satu terminal, bis yang kutumpangi berhenti. Para penumpang ada yang naik dan turun. Kulihat  segerombolan ibu-ibu muslimah, masuk bis. Kalau aku liat mereka orang pakistan. Lihat warna kulitnya dan pakaiannya yang cenderung seperti orang india. Jumlah mereka banyak. Lebih dari tiga. Sebelum mereka duduk di tempat, ada salah satu yang menatapku, lalu menyapa, "Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumsalaam." Aku tersenyum, menanggapnya. Sengaja aku berhenti mengaji ketika mereka naik bis lalu memperhatikan mereka.

Harum minyak wanginya khas. Aku sempet berfikir, "Apa mereka habis marhabanan?"aku tersenyum terkekeh sendiri. Masih sibuk melirik mereka yang mulai duduk, ingatanku merambat sampai ke suatu masa. Dimana, aku masih bocah. Tiap hari jum'at pulang sekolah, bantu menyetrika baju koko bapak. Dipakai untuk sholat jum'at. Minyak yg dikenakannya khas.

Begitupun dijalan, selesai para bapak2 sholat jumat. Berseliweran para ibu mendatangi masjid, merhabanan. Dengan minyak wangi khas juga.

Ah... Segorombolan ibu ibu pakistan itu mengingatkan aku suasana hari jum'at di Kampung. Heuheuheuuu

HK , 21-12-2016.

1 komentar:

Sang Mahadewa mengatakan...

Keren banget ini Cece Musabbiha ...
kei loi lei laodong hai Hongkong?
lei yanle pintoa?

THEME BY RUMAH ES