Kenapa aku ketawa?
Jadi, satu diantara tim medis tadi duduk didepan, samping supir. Duanya duduk menjagamu.
Mereka, tanpa sepengetahuanmu melakukan hal lucu. Satu diantarnya mengambil sebuah kayu kecil kira-kira 30 cm. Dia ambil di pojokan dekat pintu keluar. Lalu kayu tersebut diayun ke atas ke bawah sesekali ke depan layaknya seseorang pegang pedang ingin menjuruskan kelawannya. Tangannya lihai, selihai tadi dia mengatasimu ketika masuk mobil. Hahaha
Satunya lagi lebih lucu. Aku tahu, matamu terpejam. Ketika menjawab beberapa pertanyaan dari tim medis itu. Kamu tau? Dia memakai kayu nya tersebut, diulurkan ke arahmu. Seakan-akan dia wartawan yng sedang mewancarai artis. Aku terkejeh dalam diam.
Kurang lebih dua puluh menit dalam mobil.
Sampailah kami di Rs Queen Elizabeth. Salah satu tim medis turun duluan. Mengambil kursi roda untukmu. Mengantarmu ke registrasi lalu ke tempat cek darah, dan beberapa pertanyaan dilontarkan untukmu.
Suasana rumah sakit saat itu lumayan rame. Beberapa mobil ambulance berdatangan. Bisa dipastikan mereka menjemput si sakit seperti halnya kamu.
Selesai cek darah tim medis ambulance pamit padamu. Kembali bertugas diluar.
Sekitar pukul 04:00
Kamu masih duduk di kursi roda, berjejer dengan pasien lainnya nunggu giliran masuk ruangan dokter. Disaat itu, aku duduk di bangku deretan keluarga pasien. Mataku yang sedikit terbuka lebar, jeli melihat orang-orang yang lewat. Ada laki-laki muda yang sedang periksa darah, mingkin baru datang, tangannya tak pindah dari perut. Mukanya menahan sakit. Aku kasihan melihatnya...
Duh ternyata banyak banget yang sakit perut. Hati-hati makan, gumamku dalam hati.
Ada juga beberapa gerombolan polisi dengn seragam khasnya biru dongker. Kemungkinan mereka megawal pasien kecelakaan.
Dan tak lama, datang segerombolan bapak-bapak, memapah gadis cantik berkulit putih dan tinggi. Mereka langsung membawanya ke ruangan dokter. Pintu tertutup. Suara perempuan berteriak kencang mengagetkan penghuni disitu.
"wah... Siapa?"
Suara itu berkali-kali terucap di ruang tunggu. Termasuk aku. Selain berteriak, seringkali ngoceh. Uniknya ocehannya dengan bahasa korea.
Aku diluar, seksama mendengarnya. Tapi tetep saja ga paham. Hehehe
Oh ternyata gadis Korea, batinku.
Kurang lebih satu jam nunggu, namau di panggil. Seorang pegawai Rs mendorong kursi ke ruangan dokter.
"kamu masuk sini,"perinthnya padaku.
Aku ikut masuk.
Pandanganku tertuju pada suara pelannya... (*)
Lanjut ke tulisan berikutnya
20-01-2017.
Onedayonepost.