Jumat, 26 Agustus 2016

Lelakiku menghilang

Air mata langit berjatuhan lebat, menutupi jendela bagian luar tempatku. Nenek yang duduk sebelahku menyembunyikan kedua tanganya di switer. Suasana malam berkabung karena gemuruh langit. "Ini minumnya, katanya mau minum obat," aku menyodorkan botol kecil ke arah wanita Cina 80an ini. ''Iya, terima kasih. Nanti ingetin saya ya, kalau nyampe rumah untuk netes obat mata." "Iya," Jawabku.

Pikiranku bershoping ria. Berhenti di obrolan siang dengan saudaraku. Aku biasa memanggilnya Kakang, anak dari kakak nya mimi. "Mama nikah lagi. Istrinya punya anak satu." Sms yang menampar hati dan mataku. Tak terasa pipi basah, mulut mewek. "Tau kabar dari mana, Kang?" "Banyak orang yang liat dia bonceng motor sama wanita lain," sms balasanya cepat kilat. Aku melepas hape, membiarkan tergeletak di meja dapur.

Pupus sudah keinginanku setelah kepulanganku ngumpul bersama keluarga. Dia lebih memilih keluarga lain. Terkadang kenyataan tidak
selalu apa yang di harapkan, tapi ini semua rencanaNya. Aku harus menghadapi semuanya.

"Kaka, nyampe terminal mana?" "Ehh... Masih dua terminal lagi nek," Jawabku gelagapan, terbangun dari lamunan. Aku bergegas beresi barang bawaan. Ku raih Payung yang sedikit basah terpojok di sudut jok.

6 menit kemudian..
Mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah terminal. Menyusul antrian beberapa penumpang yang ingin turun. Aku menuntun nenek turun, pulang ke rumah tempat mengais rizkiku. "Aku berjanji akan menyayangi orang terdekat saat ini, entah itu sahabat dan termasuk kamu, Nek. Sebelum orang itu meninggalkan. Seperti dia meninggalkan aku, anaknya.

* 26082016

Tidak ada komentar:

THEME BY RUMAH ES