Sabtu, 19 Mei 2018

Nikah, Bukber Ala Jomblo

Bukber, buka bersama saat azan maghrib tiba. Hmm, hingga jari ini menyentuh keyboard, belum terlintas tentang bukber. Apalagi yang paling berkesan. Lupa:(
Hm, kapan ya? Dimana? Dengan siapa? Oke, daripada ngulur waktu, sata cerita saja deh.
Bukber yang -mungkin- paling berkesan, ketika saya tinggal di sebuah penjara suci. Wew! Hehe iya, kami biasa menyebut dengan nama itu. Ya, saat itu saya nyantri di Cirebon.
Bulan ramadan kegiatan pondok libur. Libur sekolah madrasah, hafalan nadzoman, setor baca kitab, menggunakan bahasa tertentu di hari yang ditentukan dan seabrek kegiatan pondok lainnya.
Karena ramadan bulan berkah, kami berburu berkah dengan mengkaji kitab klasik atau kitab kuning karangan Ulama Nusantara hingga luar nusantara. kami biasa menyebutnya ngaji pasaran.

Tiap waktu ada jadwalnya. Tergantung para santri ingin ikut yang mana.

Kenetulan saya selalu ikut jadwal ngaji ba'da ashar. Selesai ngaji,  kurleb jam lima, kami pulang ke kamar masing-masing. Ambil uang, lalu ngantri di koperasi beli lauk-pauk. Bukan ngantri lagi ini mah tapi saling berdesakan. hihi. Gerah, berisik. Belum lagi, koperasi sangat dekat dengan tempat pengambilan nasi. Bolak-balik santri yang belanja dan sedang piket berpapasan. Oh ya, kami  punya jatah makan dari pondok, satu kotak nasi. Hanya saja, lauk pauknya kurang nyaman dilidah, jadi mau tak mau, kami harus beli tambahan lauk di koperasi.
Ye, tak lama, saya sudah mendapatkan laukan. Bergegas ke kamar, beberapa teman sudah melingkar di kamar masing masing.

Azan berkumandang, kami memakan takjil berupa makanan manis, saya biasa beli kolak pisang. hehe. setelah perut sedikit terisi, kami ke musala, ikut jamaah salat maghrib. Selesai, kembali ke kamar, dan makan bareng. Nikmatnya...
Walaupun jauh dari orang tua, teman-teman satu kamar bisa menggantikan keluarga di rumah. baitunnisa nama kamar saya.

Hehehe. Mana cerita bukber terkesan kalian?

Sebagai penutup tulisan kali ini, izinkan saya sedikit berceloteh.
Bulan ramadan adalah bulan menahan. Bukan hanya nahan lapar dan haus, tapi juga hawa nafsu. Betul?  ini mengingatkan saya dengan kaum jomblo. Siapapun.

Dalam aturan agama kita yaitu Islam, jika memang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah.

Jadi, kaum jomblo ini sedang berpuasa. Artinya menjaga diri dan menyibukan diri mencari nafkah. Hingga menjadi lebih baik. Kemudian ia akan menemukan pendamping halal mengarungi samudera kehidupan. Pintu pernikahan terbuka. Setelah ijab kabul, keduanya berbuka puasa bareng. Ya, bukber. Manis. Sangat manis. Menerima cinta dari-Nya.

Kamu jomblo? Semangat! Persiapkan hari bukber dengan sebaik-baiknya. Selamat berpuasa, Mblo:') Selamat menuju pintu pernikahan:')

Saat Tuhan mengeluarkan ayat yang menjamin setiap makhluk diciptakan berpasang-pasangan, seharusnya itu sudah lebih dari cukup bagi kita untuk percaya bahwa pasangan akan datang pada saatnya. Soal ia kelak datang sebagai pangeran atau preman, liriklah lagi habitatmu selama menjadi jomblo
(Salah satu kutipan dari buku Cerita Pilu Manusia Kekinian, Edi AH Iyubenu)

*Subang, di gelapnya malam tanpa bintang, tanpamu.

#Day2
#RWCODOP2018
#Ramadan1439H
#OneDayOnePost

Tidak ada komentar:

THEME BY RUMAH ES