Jumat, 07 Oktober 2016

Pintu Hijrahku


       
Jika ada yang bilang TKI Hongkong ada yang lesbian, itu fakta! Benar sekali. Aku salah satu dari mereka. Aku pernah terpelosok di dalamnya. Aku pernah tersesat di jalanNya, Astaghfirullahal'adziiim.

Tahun 2010 aku merantau untuk mengais rezeki. Cerita manis yang berbuah menggiurkan dari tetangga itu alasan aku merantau ke Hongkong. Kebetulan orang tua merestui. Di kontrak pertama, jobku jaga nenek yang  dirawat di panti jompo. Dari pagi sampe sore ke panti, pulang ke rumah masakin untuk majikan (anakna nenek). Setiap libur dikasih setengah hari sama majikan, hari sabtu. Ya, hari sabtu, tidak seperti teman-teman TKI lainnya yang libur hari minggu.
     Setiap liburan datang, aku pergi jalan jalan dengan gebetanku. Ya, gebetanku seorang perempuan. Aku yang bertampil maco layaknya laki laki, pake jeans dengan kemeja. Dan dia bertampil cantik. Sebenarnya gebetanku ini temen aku sendiri waktu masih di PJTKI ( Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Saking deketnya, perhatian itu lebih seperti sepasang kekasih. Apalagi pas ketemu lagi di Hongkong, dan dia lagi patah hati karena di putusin sama calon suaminya. Aku iba, entah rasa itu muncul. Tiap liburan kami jalan jalan ke mall,  nongkrong bareng, makan bareng suap suapan yah layaknya orang pacaran. Setiap hari kerja, kami tak ketinggalan komunikasi, disela kesibukan kerja, kami telfonan.

Pada suatu waktu di hari libur, kejadian terburuk hampir aku alami. Aku hampir ciuman sama gebetanku, aku tolak! hati kecil ini seperti melarang aku melakukannya. Alhamdulilaah ciuman itu ga terjadi. Padahal mukaku dan muka dia berhadapan sangat dekat.
 
Semenjak kejadian itu, aku bertanya  tanya, kenapa aku tolak? Seperti ada energi kuat yang mencegahku untuk melakukan hal negatif.

 Akhirnya, ketika jalan jalan sendiri di Victory Park, aku menemukan artikel tentang lesbi di sebuah majalah islam. Di artikel tersebut menjelaskan bahwasannya dosa orang yang lesbi itu tidak di tanggung oleh diri sendiri tapi juga orang tua. Akhirnya setelah itu aku menjauhkan diri dari dia. Dia pun mengerti tidak mau melihat aku masuk lebih jauh dalam dunia lesbi.
  Jika libur tiba, aku selalu sendiri. Kemana mana selalu sendiri. Apalagi setelah 3tahun aku kerja, si nenek meninggal. Liburku ganti hari minggu. Aku isi dengan ikut kursus inggris dan komputer. Aku berusaha memperbaiki diri dengan mengikuti pengajian, seminar management hati dan lain lain. Butuh waktu lama aku memutuskan untuk berhijab. Semua aktifitas positif yang ku lakukan untuk menjauhi pergaulan lesbi. Akhirnya aku pun menikmati kegiatan tersebut.
  Empat bulan setelahnya aku sudah mulai berhijab. Walaupun make jilbab asal nempel, pake kemeja panjang, dan bawahan pake jeans. Intinya masih jauh untuk benar benar jadi muslimah. Tak jarang di setiap sholat malam, aku menangis karena dosa ku. Memohon ampunanNya.
   Di suatu hari, aku melihat temen temen TKI yang berpakaian syar'i. Cantik di lihat, anggun di pandang. Akhirnya aku belajar meniru mereka, awalnya ribet dan ga betah. Tapi lama kelamaan aku nyaman memakainya.
  Segala puji Allah, sekarang aku sudah di Indonesia kumpul kembali bersama keluargaku. Masih istiqomah memakai pakaian syar'i. Padahal sebelum berangkat kerja di Hongkong, auratku masih terbuka. Bagiku Hongkong bukan tempat menagis rezeki semata. Tapi sebagai pintu hjrahku menuju ridho-Nya.

*kisah nyata yang dialami oleh sahabat penulis.

#Hari ke5
#Onedayonepost

6 komentar:

Ummu Aemanah mengatakan...

Wah wah bahaya ternyta dan trnyta mba nung memduakan akuu hahahaha,, keren mba tulisannya termotifasi ,,,,,

Unknown mengatakan...

Terharu bacanya Masya Allah.

Musabbiha el Abwa mengatakan...

Makasih ma Na Zifah udah berkunjung

Musabbiha el Abwa mengatakan...

makasih nduk Umu

Unknown mengatakan...

Suka ngeri sendiri kalau baca yg homoseksual gitu teh.. Mudah2n keluarga qt dijauhkan dari hal2 demikian

Musabbiha el Abwa mengatakan...

aamiin mba Siti

THEME BY RUMAH ES