Kamis, 13 Oktober 2016

Dua Perempuan

Dua perempuan masuk terburu-buru. Berebut tempat duduk yang masih kosong. Kereta melanjutkan perjalanannya setelah semua penumpang masuk. Ada beberapa kursi yang kosong, tapi ada saja yang lebih memilih senderan di tepi jendela.

Aku yang tak jauh duduk dari dua perempuan tadi, terusik karena obrolannya. Suara pertama ndesah resah, suara lainnya tetap pada pendiriannya. Pagi itu MTR --sebutan untuk kereta listrik-- ,lumayan lengah, tidak terlalu sumpek seperti biasanya.

"Wis, pokoke aku tetep muleh!" Suara perempuan jilbab merah, sambil nutul androidnya. Kemungkinan umurnya masih 30an.
"Majikanku suruh nambah kontrak. Pinter banget dia. Update terus berita. Tak pikir-pikir lagi lah," Perempuan yang lebih muda ini sangat gelisah. Rambutnya menjuntai panjang ke bawah.

Tidak sengaja mendengar obrolannya, akupun ikut bersuara. Cuman dihati, "Ga ngaruh lah mau nambah apa kagak. Lha gajihku dari dulu udah tambah."

"Terserah koe nduk. Koe neng Hongkong wis sui. Ga pengen berkeluarga apah? Ngejar dollar terus ya ga da selesai-selesainya. Toh, tiap tahun pemerintah akan menaikan gajih kita. Aku wis mbulet, ahir taun iki muleh. Kumpul keluarga," matanya fokus ke perempuan disampingnya, gadis t-shrit kuning. "Kerja itu jangan ngejar banyaknya gajih, tapi berkahnya," tambahnya. Sedangkan si gadis  sibuk nyari sesuatu di tasnya sambil mengangguk-angguk, tanda setuju.

Merasa sedikit direspon, Perempuan berjilbab itu mengalihkan pandangan ke android kembali. Mereka diam. Hilang suara mereka. Hanya tersisa suara mesin kereta dan obrolan kecil dari penumpang lainnya.

Aku kembali fokus dengan bacaan yang sedari tadi terabaikan. Larut dalam cerita penulis.

"Next station Causeway Bay... "
Suara lembut dari operator kendaraan cepat kilat ini membuyar aktifitasku. Dengan sigap kututup buku, menyimpannya dalam tas.

Kereta berhenti. Aku keluar bersamaan dengan orang-orang yang jalannya hampir seperti kereta listrik. Kulirik ke belakang, ternyata mereka juga ikut keluar. Dalam hiruk pikuk stasiun, pikiran kembali teringat obrolan hangat mereka.

"Aku harus bersyukur, punya majikan yang baik. Belum waktunya naik gajih, udah naik duluan," batinku, memujiNya. Aku mempercepat langkah, meninggalkan mereka, perempuan berjilbab dan si gadis.

#Onedayonepost
#batch3

Tulisan ini tugas pekan kedua, berita booming. Saat ini dikalangan TKI Hk lagi rameh gajih naik. :)

Maaf, telat...
15-10-2016,01:45 Waktu HK.

5 komentar:

Wiwid Nurwidayati mengatakan...

Oooo...pada betah disana ya mb

Wiwid Nurwidayati mengatakan...

Oooo...pada betah disana ya mb

Musabbiha el Abwa mengatakan...

tidak semua mba Wid hehe

Ummu Aemanah mengatakan...

mba keren klo buat cerpen,,,,,

Musabbiha el Abwa mengatakan...

iya, tp msh blum bnyk ilmunya nih hehe

THEME BY RUMAH ES