Senin, 03 Oktober 2016

Keluarga Baruku

Bismillahirrohmaanirrohiim

Tema pekan pertama tantangan dari Bang Syaiha, menuliskan pengalaman yang paling berkesan. Bingung juga sih, soalnya banyak banget. Hehe tapi namanya juga tantangan dan saya juga sudah berkomitmen harus bikin tulisan satu saja dalam sehari (Minimal). Dengan kemudahanNya, saya tau info (dari mba Dewi) dan gabung, "One Day One Post Batch 3". Alhamdulilaaah....

Sejak akhir 2012, saya sudah hidup di  Negri orang. Ngapain aja? Kuliah? Sekolah? Kerja. Hehe. Iya, saya kerja sebagai Domestic Helper di Hongkong. Kenapa milih di Luar Negri? Kepepet. Karena saya butuh uang banyak untuk nebus sawah orang yang dulu digadein ke saudara. Saya pikir, kerja di Indonesia moal bisa ngumpulin uang sebanyak itu dengan waktu yang tidak lama. Saya pikir lagi, umur sudah semakin nua. Saya pikir lagi, pendidikan cuman lulusan MAN. Akhirnya saya memutuskan daftar jadi TKI. Sempet sih takut ketemu majikan yang jahat, seperti berita yang berseliweran. Tapi, saya yakin jika kita berusaha jadi orang baik, maka akan bertemu dengan orang baik di waktu baik. Mulai saat itu, saya berniat Birrul Wa Lidayn, mengukir senyuman untuk orangtua. Duh, ko jadi melebar kemana-mana ya.. Hehe

Hidup di perantauan harus bisa adaptasi dengan baik. Lingkungan baru, bahasa baru dan orang-orang baru. Pahit memang adaptasi tuh. Hari minggu adalah syurganya bagi para TKI di Hongkong. Bagaimana tidak? Enam hari full kita kerja di majikan, dengan kerja yang super banyak plus berat. Tapi, ga semuanya ya, ada juga yang kerjaannya ringan, kaya saya. Alhamdulilaah.

Biasanya, banyak aktifitas positif yang bisa kami  lakukan untuk mengisi liburan. Tidak sedikit juga aktifitas yang negatif (kapan-kapan deh, saya cerita. Ingetin ya).

Nah, saya biasanya ngisi waktu liburan dengan refreshing salah satunya hiking. Ada 5 teman yang menemani saya hiking. Kami sudah seperti saudara walaupun karena aktifitas libur, jarang kumpul. Ada yang sekolah, ikut kursus dan lain-lain. Kami berasal dari berbeda daerah. Saya sendiri dari ujung barat di Jawa. Teman saya, Afeh asal Kendal, Sandi asal Brebes, Iyah asal Banyuwangi, Dwi dan Kitty asal Malang. Kebetulan kami ini sama-sama belum berkeluarga. Iseng deh, kami sering bikin hastag Jomblo Traveler jika update status. Hehe

Sahabat itu nasehat. Sama seperti yang kami alami. Namanya juga bertemu di tanah rantau. Ada saja masalah keluarga yang bikin kadang-kadang ngedrop. Biasanya kami saling curhat, saling bantu dan kasih solusi. Jujur, dari mereka saya banyak belajar kehidupan. Apalagi kami berasal dari masalah keluarga yang berbeda-beda, mengalami kesulitan ekonomi. Ya iya lah, buktinya kami kerja jadi TKI. Hehe

Terkadang, saya ngeluh karena suatu hal. Tapi, di sisi lain ngeliat salah satu diantara mereka yang sama persis menghadapi masalah yang saya alami, ga ngeluh. Jadilah saya niru dia, ga ngeluh. Ya, karena sahabat itu nasehat. Dan sebaik-baik nasehat itu tauladan.

Pernah pada suatu liburan, kami sibuk dengan aktifitas masing-masing. Malamnya, selesai sholat maghrib kami berkumpul di Star Ferry, Tsim Tsa Tsui. Pelabuhan ini tempat paling kami sukai, karena dekat dengan tempat kami melakukan aktifitas masing-masing. Disamping itu, tempatnya nyaman, kami biasa duduk-duduk sambil melihat indahnya laut malam. Bukan hanya kami, banyak penduduk lokal yang menikmati malam di tempat tersebut.

Saya pas itu sengaja bawa nasi bungkus untuk makan malam bareng mereka. Seperti biasanya, sambil ngobrol tak terasa makananya habis. "Ini saya bawa makanan," si Afeh nyodorin sesuatu dalam tasnya. Ternyata itu bungkusan kecil isinya jagung kering entah digoreng atau dioven. "Hehk, saya tuh kurang suka kalau makan marning. Dimakannya alot, lama ngunyahnya. Tapi, kalau ga ada makanan lain selain ini, saya suka," Ujar Ahlu sambil cekikikan.
"Oh di tempatmu namanya marning juga ya, sama dong?" tanya si Afeh. "Eh, tapi ko aneh banget ya namanya. Kalau ga salah bukan itu deh. Ko marning? Masa iya namanya, marning?" saya ikut nyambung karena merasa aneh dengan nama tersebut.

"Emang namanya apa?" tanya Afeh penasaran. Saya diam, ga jawab. Waktu itu saya benar-benar lupa namanya. Lama mikir, lama mengernyitkan kening, saya ingat.
"Oh iya.... Namanya morning."
Mereka tertawa.

"Eh, emang di Daerah kamu, apa?" tanyaku pada Sandi. Ada kemungkinan di tempatnya namanya sama, karena Brebes deket Cirebon.
"Marning lah... " jawabnya.
Seketika Kami tertawa bareng. Mereka menertawai saya. Saya menertawai mereka. Gara-gara marning! Hahaha.

Untuk saat ini, pengalaman sama mereka yang paling berkesan dan diingat. Bagi saya, mereka itu keluarga. Penghibur dikala saya penat, penasehat dikala rapuh dan obat dikala saya sakit selama di Rantau. Jadi inget Syair Imam Syafii; "Merantaulah, kau akan mendapat pengganti kerabat dan kawan."

#TantangaPekanPertama
#OneDayOnePost

*Cheung Sha Wan, 3 Oktober 2016

14 komentar:

Vinny Martina mengatakan...

Pengalaman pertama selalu tak terlupakan yah, mbak...

Lindsay Lov' mengatakan...

Lucu pas scene 'marning dan morning' :D
Tapi salut ah, mandiri di luar negeri. Jadi inget dulu pernah mau cobe ke M'sia, eh, dilarang abis2an sm ortu. Jadi aq tetap anak bawang... huhuhu. Tulisannya keren. Sip mbak ;)

Sang Mahadewa mengatakan...

Lei homa Kong Tunghwa?
Hehee ...
Keren tulisannya mbk.
Jaga terus semangat ini hingga 4 bulan kedepan.

Bakul Daster mengatakan...

Merantau membuat pengalaman hidup semakin kaya, mendewasakan. Tetap semangat menulis, saya akan tunggu cerita selanjutnya tentang dunia TKI. Bagus mbak!

Musabbiha el Abwa mengatakan...

makasih mbk udah mampir

Musabbiha el Abwa mengatakan...

makasih mbak Novelis. hihi

Musabbiha el Abwa mengatakan...

hou! makasih mas.. aamiin

Musabbiha el Abwa mengatakan...

makasih mbak :)

Unknown mengatakan...

Saya selalu terkesan dengan orang2 yang fighting di negri orng.. Semnagt ya mbak, mdh2n bisa cepat pulang ke tanah air

Musabbiha el Abwa mengatakan...

makasih mbak, aamiin

Rumah Alby mengatakan...

Berjuang demi Birrul Walidayn. Itu paling saya suka dan membuat haru. Yakin kesuksesan akan menanti selama ridlo ortu digenggam sepenuh hati. :)

Selalu menunggu kisah2 yg lain ya Mbak. Ada lenyair lain lagi yang berkata :
Merantaulah, agar kau memiliki alasan untuk pulang.

Keep Fighting, Mbak !

Zulfah.

#FPG mengatakan...

eating marning in the morning. ada lanjutannya ga? dieksplor lagi dong latar belakangnya gimana bisa ke Hongkong. saya yakin kalau dibikin cerpen dramatis abis

Musabbiha el Abwa mengatakan...

insya allah.
siap. makasih masukannya mbak Febie

Musabbiha el Abwa mengatakan...

aamiin. duh nambah merinding bc konent mbak zulfah. Jadi makin semangat, makasih yaaa

THEME BY RUMAH ES