Percaya nggak, reuni SD lebih berkesan dari SMP, SMA?
Reuni, pertemuan kembali dengan teman-kawa lama setelah
sekian lama tidak bertemu. Biasanya momen lebaran waktu yang cocok untuk
mengadakn reuni. Itu juga yang sering dilakukan kami, alumni SDN Sumuradem 1 di
Indramayu.
Tahun 2003 kami lulus. Melanjutkan perjalanan hidup kami,
eh lebay ya. Hehe. Ada sebagian yang lanjut sekolah tidak jauh dari rumah, ada
juga yang lanjut sekolah tinggal di Pesantren.
Sejak 2009, Kami mengadakan reuni di bulan syawal, beberapa hari setelah
lebaran. Selama saya di Hong Kong, saya merasa sedih melihat foto-foto mereka.
Tahun ini, tepatnya 27 Juni 2017 kami
mengadakan acara serupa. Sebelum hari H tiba, kami bikin grup whatsapp, salah
satu admin woro-woro,”Bagi yang sudah punya istri dan anak mohon dibawa, biar
ga CLBK” wkkkkk. Saya yang merasa masih sendiri, sempet kepikiran bakal bete
berangkat seorang diri. Hiks
Pas hari H, jam delapan kurang lima belas menit, saya sudah siap, tinggal
berangkat. Motor sudah di luar rumah, karena paginya selesai dicuci. Hehe, biar
kinclong, soalnya beberapa hari hujan, jalanan becek, motor sudah kaya pake
bedak lumpur. Wkkkkkkkk
Lanjut ya... saya menghubungi salah satu teman cewek. Sesuai kesepakatan
kita bertemudi Masjid terekat.
Di tempat yang telah ditentukan, yakni SD kami tercinta, SDN Sumuradem 1,
saya, aeni dan Imas termasuk orang yang rajin setelah Yomi, Hihihi. Ya, mereka
belum ada yang sampai TKP. Sambil menunggu yang lainnya, kami ngobrol ngalor
ngidul, biasa becanda ngakak yang tak jelas. Si aeni yang dulu ketua genk saya
di kelas enam suka ngobrolin masa lalunya setiap kali dia bertengkar di kelas,
haa.
Satu per satu teman-teman datang, khotib dan keluarga kecilnya, terus Kus,
Basuni, Carlim, dan Egi dan istri, dan teman-teman lainnya.
Indonesia gitu lho, janji kumpul jam delapan, jam sebelas baru kumpul (eh
poin ini jangan ditiru ya, harusnya kita ga boleh menyepelekan janji)
Sesuai kesepakatan kami berempat, saya, Yomi, Aeni dan Imas, berangkat dulu
untuk booking tempat makan, kami memilih rumah makan di sekitar pesona laut,
Eretan. Namun, sayang... Tempat itu buka jodoh kami.. Ya, rumah makan tersebut
sudah gulung tikar. Akhirnya kami menghubungi Egi. Balik lagi dan kumpul di
Patrol.
Setelah bertemu di sana, kami melanjutkan perjalanan ke selatan, kami
berangkat menuju tempat makan selanjutnya di daerah Cilandak.
Beberapa menit saja, kami sudah sampai TKP, tempat makan yang berbentuk saung
di tengah-tengah balong ikan. Bisa ngebayangin kan ya? Heheh
Dan, ternyata nunggu menu siap, lamanya minta ampun. Mungkin karena saya
pribadi dari pagi belum makan. Jadi terasa lama nunggu. Hihi
Satu hal yang paling berkesan ketika teman-temn yang lain menyuruh sang
mantan ketua kelas untuk sambutan, wkkkkkk denga bacolan yang bikin perut
sakit, nahan tawa. Bayangkan saja, dulu dia suka merintah kami, menyiapkan doa
dll. Tapi, pas reuni dia diam tak bersuara, bisa jadi malu sama istrinya. Hihi
Oh iya, ini jawaban terkait pertanyaan di atas. Kenapa lebih berkesan?
1.
Enam tahun kita
bareng terus satu kelas, mungkin ini bedanya ya, kalau SMP/SMA, tiap naik kelas
pasti kita menemukan anggota baru. Nah SD mah kagak. Kecuali memang jika ada
dua kelas, tapi jarang kan ya. Hihihi
2.
Ketika SD, kita
masih polos, usia masih sedikit, banyak tingkah yang aneh dan lucu. Tidak
heran, ketika cara reuni tiba untuk mengingat nama, akan terlontar pernyataan
berikut:
“Eh, dia tuh yg dulu kurus, kecil.”
“Eh,
dia itu lhooo yang dulu masih umbelan.”
“Eh, di itu lho yang kurus, jangkung kaya sengget.”
“Eh, dia itu lho yang dulu rambutnya kleriting.”
“Eh, itu lho yang kulitnya item.”
Dan pernyataan lain yang jauh berbeda dengan kondisi sekarang.
Apapun bentuk pertemuannya, semoga sillaturrahim terjaga.
Indramayu, 2 Juli 2017.
#onedayonepost